Pekalongan, UP Radio – Penelitianyang dilakukan sejumlah pihak menyebutkan saat ini perkembangan pasare-commerce Indonesia tumbuh secara signifikan dan estimasi nilai pasare-commerce Indonesia cukup bervariasi.
Berdasarkan catatan, pasare-commerce B2C (business-to-consumer) Indonesia memiliki catatanpertumbuhan terbesar di Asia Pasifik hingga 2017.
Ini adalah ranah yang sangat hangat dan waktu yang tepat bagi siapapun untuk mulai masuk. Perlu diketahui bahwamodel bisnis e-commerce marketplace secara unik akan menjadi penengah bagi semua transaksi antara penjual dan pembeli. Jadi, seluruh pemaine-commerce di bawah ini akan menyediakan layanan rekening bersama (rekber atau escrow)untuk memberikan perlindungan lebih kepada para penjual dan pembeli.
Ketua Koperasi Jasa KeuanganSyariah BMT Bahtera Budi Hardyansyah mengungkapkan pesatnya kemajuan teknologiinformasi yang diikuti bertumbuhnya perdagangan online merupakan sebuahkeniscayaan. Bahkan, fakta di lapangan menyebutkan beberapa toko di mal maupunpasar tradisional menutup kiosnya lantaran pembeli beralih ke pasar e-commerce.
“Kue e-commerce masih sangatbesar. Makanya sangat tepat bila kami membangun marketplace online. Barang yangdijual dari anggota kami yang mayoritas produsen, baik batik, kain, kerajinantangan dan produksi lainnya,” paparnya di Kantor KJKS BMT Bahtera (28/11).
Melihat peluang tersebut, Bahtera merintis pasar e-commerce dengan membangun marketplace online.
Dalam program ini, Budi menuturkan, perusahaannya menggadeng Asosiasi Perusahaan Jasa PengirimanEkspres dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) Jawa Tengah guna mendukung pengirimanyang berkontribusi besar dalam pertumbuhan e-commerce di Indonesia.
Guna mendukung hal tersebut,perusahaan juga mengembangkan payment gateway dalam transaksi pembayaran baiklistrik, PDAM, pulsa, dan kebutuhan pembayaran lainnya.
“Makanya sangat tepat, jikakami bersinergi dengan jasa pengiriman, payment gateway, dan marketplace,”jelasnya.
Sementara itu Ketua ASPERINDOJateng Tony Winarno menegaskan pebisnis kurir dan logistik kian sumringahbelakangan ini. Semakin maraknya bisnis e-commerce menyebabkan pemanfaatanpotensi bisnis ini bisa melonjak sepanjang tahun 2017.
“ASPERINDO menargetkanpertumbuhan rata-rata industri ini sekitar 15%-20%. Sementara total nilai pasarAsperindo tahun lalu sudah mencapai Rp50 triliun, ujar Toni.
Toni menambahkan pula bilapotensi bisnis ini memasukkan kontribusi dari bisnis e-commerce, potensipertumbuhan bisnis jasa kurir dan logistik bisa mencapai 30%. Sebagai efek darimaraknya pertumbuhan bisnis online, seperti dari industri rumahan yang memakaijasa kurir para anggota ASPERINDO. (rls/shs)