Semarang, UP Radio – Balai KIPM Semarang – Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap penyakit ikan karantina di Kabupaten Wonosobo.
Tahun 2022 ini BKIPM Semarang akan melaksanakan pemantauan penyakit ikan di 9 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yaitu Wonosobo, Kabupaten Semarang, Jepara, Kendal, Pemalang, Brebes, Purbalingga, Pati dan Rembang.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengambilan sampel dan pengumpulan data dukung lainnya yang diperoleh melalui wawancara terhadap pihak terkait, yang kemudian diolah untuk memperoleh output berupa peta sebaran penyakit ikan.
Sejumlah ikan yang menjadi target untuk pengambilan sampel adalah berupa ikan air tawar, ikan air payau dan udang yang menjadi komoditas unggulan serta yang sering dilakukan lalulintas pengiriman untuk diperdagangkan.
Target pengambilan sampel di Kabupaten Wonosobo yaitu ikan yang menjadi unggulan, di wilayah ini, seperti Nila dan Koi. Kedua komoditas ini memilki nilai ekonomi tinggi dan menjadi icon tersendiri di Wonosobo sebagaimana disampaikan pejabat Analis Aquaculture Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo Wahyu Andi.
“Pantauan ini dilakukan dengan target penyakit ikan yang dimonitoring yaitu dari golongan bakteri dan virus,” kata Wahyu.
Saat ditemui tim Pemantauan Penyakit Ikan Karantina Balai KIPM Semarang, Kabid Perikanan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Farida menyatakan, bahwa kegiatan pemantauan penyakit ikan ini sangat bermanfaat bagi petani pembudidaya ikan di Kabupaten Wonosobo karena hasilnya nanti dapat menjadi bahan untuk pengambilan keputusan di daerah terkait pengembangan industri perikanan budidaya.
“Wonosobo dapat menjadi daerah penghasil ikan secara mandiri di beberapa tahun kedepan,” imbuh Wahyu
Lokasi pemantauan penyakit ikan di Wonosobo diantaranya dilaksanakan di Balai Benih Ikan, Kolam ikan Masyarakat dan perairan umum yaitu waduk Wadaslintang.
Waduk Wadaslintang Wonosobo memiliki potensi yang sangat besar khususnya untuk kegiatan pengembangan usaha perikanan air tawar, lokasi ini selain menyuguhkan keindahan alam, juga kualitas air yang mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar.
pejabat fungsional pengendali hama dan penyakit ikan di Balai KIPM Semarang Oky Fajar Sasongko mengatakan tugas dan fungsi dari BKIPM adalah melaksanakan Pemantauan penyakit ikan agar nantinya dapat diperoleh peta sebar dari penyakit yang ada di Indonesia ini.
“Hasil pemantauan 2021 yang lalu di Kabupaten Wonosobo menunjukkan hasil uji laboratorium yang baik, tidak terdapat penyakit karantina ikan yang terdeteksi pada ikan yang di sampling,” terang Oky..
Sementara itu salah seorang pemilik karamba jaring apung Dwi di menilai kegiatan monitoring penyakit ikan di lokasi budidaya sangat diperlukan.
Menurut Dwi, produksi ikan Nila yang dibudidayakan di karamba selama ini dijual di sejumlah daerah diantaranya Purworejo, Wonosobo dan sekitarnya.
“Penyakit yang sering ditemukan petani tidak banyak yaitu jamur dan insang yang biasanya dialami saat musim kemarau, namun hal tersebut bukan menjadi kendala yang berarti,” katanya.
Dia juga berharap, kegiatan pengendalian dan pencegahan penyakit ikan di wilayah Wonosobo dapat dilakukan lebih dini, sehingga sektor perikanan budidaya yang ada dapat semakin maju dan berkembang lagi. (shs)