Semarang, UP Radio – Hasil Survey Bank Indonesia menyebutkan di bulan November 2017, penjualan eceran Kota Semarang, secara bulanan maupun tahunan, terindikasi mengalami perbaikan.
Direktur Eksekutif Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo mengungkapkan perbaikan tersebut tampak dimana indeks penjualan eceran riil (IPR) tercatat sebesar 180,2, atau tumbuh sebesar 1,7% disbanding bulan sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,2 persen.
“Pertumbuhan dialami oleh 4 dari 8 kelompok komoditas yaitu kelompok peralatan dan komunikasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, suku cadang dan aksesori dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” ungkap Ponco. 
Menurutnya, Secara tahunan, penjualan eceran di Kota Semarang juga mencatatkan perbaikan, walaupun masih terkontraksi. Pada November 2017, IPR menurun sebesar 3,3 persen dibanding tahun sebelumnya, namun lebih baik dibandingkan penurunan bulan sebelumnya yang tercatat 3,8 persen.
“Peningkatan kinerja penjualan eceran Kota Semarang diperkirakan masih berlanjut pada Desember 2017 yang diprediksi tumbuh 5,8 persen disbanding bulan sebelumnya,” tambahnya.
Perkiraan IPR Desember tercatat sebesar 190,7, atau tumbuh 5,8 persen (mtm), peningkatan tersebut diperkirakan karena tingginya permintaan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru. Namun pertumbuhan tersebut tidak setinggi pertumbuhan Desember tahun lalu yang sebesar 6,4 persen (mtm).
Ekspektasi omset penjualan pada tiga dan enam bulan yang akan datang masih berada pada level optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan yang berada di atas angka 100. Namun optimisme retailer terhadap penjualan eceran pada 3 bulan mendatang (Maret 2018) diperkirakan melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari turunnya Indeks Ekspektasi Omset Penjualan 3 bulan mendatang yang sebesar 118,6 dari 141,6 pada bulan sebelumnya. (rls/shs)
