Bentuk Karakter Muda Responsif Mahasiswa Melalui Program KKN MBKM UPGRIS

Semarang, UP Radio – Capaian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kini menjadi fokus perhatian lembaga pendidikan, salah satunya Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati MHum mengatakan, untuk meningkatkan capaian MBKM tersebut, pihaknya memaksimalkan pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) para mahasiswa.

“Kami membekali mahasiswa peserta KKN secara matang dan maksimal. Diharapkan mereka bisa berpartisipasi dalam pembangunan,” kata rektor seusai memberikan arahan kepada mahasiswa di kampus tersebut, Kamis (1/8).

Dia menekankan, kehadiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 53 Tahun 2023, menuntut perguruan tinggi terus adaptasi.

“Peraturan menteri tentang penjaminan mutu ini diatur berbagai hal termasuk pemantauan dan evaluasi mutu pendidikan,” jelasnya.

Ketua KKN Arisul Ulumuddin MPd menambahkan, tahapan KKN akan melatih mahasiswa belajar membantu memberdayakan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan seni.

Dia menyebut, KKN tematik ini diikuti 94 mahasiswa yang berasal dari 11 program studi, meliputi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Kemudian Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Teknik Sipil, Informatika, dan Teknologi Pangan.

“Pelaksanaan KKN dilangsungkan selama 2-3 bulan, mahasiswa ditempatkan di Kabupaten Pati dan Kabupaten Semarang. Sebelumnya, mereka mengikuti pembekalan selama dua hari,” sebutnya.

Adapun pada pembekalan tersebut, mahasiswa diberikan ragam materi dan pengetahuan. Antara lain menyangkut literasi digital dalam pemberdayaan, peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat, filosofi KKN, teknik dan etika pelaksanaan KKN.

Selanjutnya, membangun kerja sama kelompok, bidang kesehatan dan lingkungan, bidang ekonomi dan kewirausahaan, bidang pendidikan serta mitigasi bencana.

“Kami bermaksud membekali mahasiswa dalam melaksanakan pendekatan masyarakat dan membentuk sikap serta perilaku untuk senantiasa peka terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat,” jelasnya. (pai)