Belanja On Line semakin Menggerus Pasar Toko Retail

Semarang, UP Radio – Fenomena penutupan kegiatan usaha disejumlah gerai toko retail dan pasar modern di jakarta bukan disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat. 

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra, menilai tutupnya sejumlah toko ritel sekarang ini, karena perubahan perilaku masyarakat sebagai konsumen ketika memilih mengalihkan cara membelanjakan uangnya.

Menurut Rahmat trend belanja menggunakan fasilitas Informasi tehnologi ini telah dirasa semakin menekan sektor ritel menggunakan sistem belanja online dengan komoditas belanja yang sangat beragam.

Advertisement

Hal tersebut terbukti dengan trend peningkatan volume transaksi di jasa pengiriman logistik yang mengalami peningkatan sejak 3 tahun terakhir.

“Dua perusahaan yang bergerak di jasa pengiriman barang dan makanan minuman mengalami peningkatan positif dalam beberapa tahun terakhir ini. Yakni PT Fastfood Indonesia yang mencatat pertumbuhan sebesar 15,88 persen pada triwulan kedua tahun ini, dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia yang meningkat sebesar 11,81 persen selama tiga tahun terakhir,” ungkap Rahmat.

Lanjutnya, meski sejumlah gerai ritel pasar modern mengalami penutupan namun transaksi toko retail dan pasar modern lainya tetap menunjukkan pertumbuhan nilai transaksi meski secara prosentase mengalami pertumbuhan negatif.

“Hal tersebut semakin menguatkan asumsi terjadinya pergeseran pola atau cara belanja masyarakat. Yang tadinya datang ke toko ritel, sekarang sudah bisa lewat online,” tegas Rahmat.

Rahmat menjelaskan, sebenarnya tutupnya toko-toko ritel tidak hanya terjadi di Jakarta atau Indonesia saja. Beberapa negara juga mengalaminya. Misalnya di Malaysia, ada lima gerai atau supermarket besar yang harus tutup karena pergeseran pola belanja konsumen. (shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement