Senarang, UP Radio – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana memastikan banjir yang kerap melanda Kota Semarang wilayah timur di antaranya Genuk dan Kaligawe, tidak akan terjadi lagi. Saat ini, BBWS telah selesai memasang seluruh pompa yang berada di Sungai Sringin dan Tenggang.
Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan, ada lima pompa yang sudah terpasang di muara Sungai Sringin dan enam pompa di Sungai Tenggang. Masing-masing pompa memiliki kapasitas 2.000 liter per detik.
“Sudah pasti aman dari banjir. Semua pompa sudah terpasang baik di Sringin maupun Tenggang. Hanya yang di Tenggang itu tiga pompa masih dalam perakitan. Tapi dengan pompa di Sringin, banjir sudah tertangani,” kata Ruhban.
Setelah proses pemasangan ini, BBWS sedang melakukan integrasi elevasi dengan pompa lainnya yang berada di beberapa wilayah di Kecamatan Genuk yaitu dua pompa di Kelurahan Karangroto, dua pompa di Banjardowo dan pompa di Sungai Babon.
Integrasi tersebut dimaksudkan, jika ketinggian air (elevasi) di beberapa lokasi tersebut mencapai batas tertentu, maka BBWS akan langsung mengoperasikan pompa yang berada di Sungai Sringin dan Tenggang.
“Yang Sringin sudah 100 persen siap operasi. Yang di Tenggang siap operasi semuanya pada minggu ketiga. Meski begitu, saat ini bisa dilihat di wilayah sana sudah kering dan tidak ada banjir,” ujarnya.
Dengan beroperasinya seluruh pompa di kawasan tersebut, kata Ruhban, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan yaitu memastikan efisiensi pompa untuk percepatan pengeringan. Sehingga tidak hanya menghilangkan banjir saja, namun memastikan seluruh wilayah Genuk dan sekitarnya harus kering dari genangan.
“Terlebih dahulu akan kami lakukan penelusuran seluruh area sehingga bisa diketahui operasional pompa bagaimana. Karena target kita itu sampai seberapa cepat mampu mengeringkan banjir usai hujan,” jelasnya.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan, meski sistem pompa di Sungai Sringin dan Tenggang telah terpasang, namun masih butuh kesadaran dari masyarakat untuk mencegah terjadinya banjir.
Ia menuturkan, hingga Mei 2019 mendatang, masih ada beberapa pekerjaan yang dilakukan terkait penanganan banjir di wilayah timur. Yaitu peninggian jembatan Kaligawe, pembuatan tanggul Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) dan perapian penyempurnaan sistem dari pompa yang terpasang.
“Memang sudah aktif tapi kita perlu lihat apakah tanggulnya sudah berfungsi baik, dan lainnya. Tapi insyaallah ini dalam tahapan yang sesuai diharapkan, bahkan lebih cepat,” kata Hendi, sapaannya.
Hendi menyatakan, seluruh upaya penanganan yang dilakukan tidak akan berfungsi manakala tidak ada kesadaean dari masyarakat. Ia menuturkan, banjir akan tetap terjadi jika drainase tersumbat sampah atau saluran air ditutup untuk keperluan tertentu, sebagaimana yang terjadi di wilayah Tembalang.
“Sistem tidak akan berfungsi jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan, saluran ditutup. Untuk mengatasi banjir harus bersama-sama. Masyarakat juga ikut serta menjaga lingkungan agar sistem disana berfungsi,” jelasnya. (ksm)