Bapenda Sebut Capaian PAD untuk Sektor Retribusi Rendah

Semarang, UP Radio – Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi dinilai masih rendah. Demikian dikatakan Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Agus Wuryanto, Senin.

Agus memaparkan, capaian PAD dari sektor retribusi baru mencapai 47 persen dari target sebesar Rp 180 miliar. Para organisasi perangkat daerah (OPD) penghasil retribusi diharapkan terus bekerja keras mencapai target yang sudah ditetapkan.

Menurutnya, konsep bergerak bersama yang yang dicanangkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, harus terus digalakkan guna mencapai target tersebut.

Advertisement

“Masih harus kerja keras teman-teman OPD penghasil retribusi, seperti Dinas Perdagangan dan Dinas Perhubungan,” tutur Agus, Senin (21/10/2019).

Agus mengakui memang masih terdapat kendala dalam meningkatkan pendapatan sektor retribusi, seperti sejumlah pasar yang masih menempati tempat relokasi dan parkir berlangganan yang masih dalam tahap persiapan.

“Kendalanya, pasar banyak yang relokasi. Johar belum jadi, masih di pasar sementara, penarikannya belum optimal. Dishub terkait parkir berlangganan masih jadi kendala. Kami mohon OPD untuk bekerja keras dalam sisa waktu dua bulan ini,” katanya.

Meski demikian, Agus menyebut, pajak daerah yang dihasilkan di Kota Semarang sudah tergolong baik. Hal itu bisa dilihat dari pendapatan yang dihasilkan dari sektor pajak hingga pertengahan Oktober 2019 sudah mencapai 83 persen dari target Rp 1,4 miliar.

“Alhamdulillah, sudah bagus untuk pajak daerah. Yang jadi kendala di retribusi,” ucapnya.

Adapun pajak daerah yang dinilai sangat bagus yakni Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Agus menerangkan, PBB sudah melampaui target yang ditetapkan. Dari target Rp 435 miliar, penghasilan PPB saat ini sudah mencapai Rp 460 miliar.

“Kami apresiasi teman-teman kelurahan, kecamatan, perbankan yang sudah bekerja keras mengoptimalkan pendapatan PBB. Saya rasa konsep bergerak bersama ini diimplementasikan dengan baik. Semoga OPD lain terus menerapkan konsep bergerak bersama,” tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif menilai, PAD dari retribusi memang masih jauh dari target. Oleh karena itu, dia mendorong dinas terkat melakukan intensifikasi dan optimalisasi penarikan retribusi. Dinas terkait dapat menambah personil jika penarik retribusi dirasa masih kurang.

“Barangkali kekurangan personil, bisa ditambah penarik retribusi,” ucap Afif.

Terkait retribusi parkir, lanjut Afif, belum keseluruhan wilayah terdata melakukan pembayaran retribusi. Sehingga, perlu dilakukan pendataan wilayah yang berpotensi parkir tepi jalan. Pemantauan terhadap parkir tepi jalan juga harus terus dilakukan.

“Kalau dinas menargetkan sekian rupiah, ya harus digenjot. Jangan sampai beralasan banyak oknum yang tidak bertanggungjawab, tapi koreksi diri, lakukan pendataan secara menyeluruh dan pemantauan ketat,” ujarnya.

Selanjutnya, Afif juga sangat mendukung jika setiap OPD menerapkan inovasi-inovasi yang yang dapat meningkatkan PAD Kota Semarang, semisal e-retribusi. Penerapan e-retribusi merupakan satu diantara beberapa langkah yang tepat untuk menggenjot PAD. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement