Semarang, UP Radio – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) propinsi Jawa Tengah meluncurkan dan menggelar acara bedah buku Sejarah dan Heritage Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah berjudul “Semarang sebagai Simpul Ekonomi: Bank Indonesia dalam Dinamika Perekonomian Jawa Tengah”
Pada acara peluncuran buku di Ruang Lokapala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Direktur Bank Indonesia (BI) Institute Arlyana Abubakar, narasumber bedah buku Prof Drs M Nasir PhD (Stafsus Wapres Republik Indonesia) dan Prof Dr Singgih Tri Sulistiyo (Guru Besar Sejarah Undip) yang keduanya hadir sebagai penanggap serta Prof Dr Wasino (Guru Besar Sejarah UNNES) sebagai penulis.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Bapak Rahmat Dwisaputra mengungkapkan BI Institute menjadi salah satu inisiator penyusunan buku sejarah dan heritage Bank Indonesia di 16 Kantor Perwakilan Bank Indonesia.
“BI Institute selaku inisiator akan didiseminasikan secara free baik dalam bentuk cetak maupun digital yang bisa diakses melalui minisite BI Institute yang link-nya ada di website Bank Indonesia,” terang Rahmat.
Pada kesempatan tersebut, Rahmat Dwisaputra juga menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan penyusunan buku sejarah Bank Indonesia Semarang yang disusun bersama dengan akademisi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait.
“Dengan ditorehkannya sejarah perkembangan peran dan kontribusi Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menjadi sebuah buku yang komprehensif, diharapkan dapat menjadi sebuah prasasti yang mampu bercerita mengenai kinerja Bank Indonesia Jawa Tengah terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jawa Tengah dari masa ke masa,” kata Rahmat.
Dikatakan pula, penyusunan buku sejarah BI Semarang juga bertujuan mendokumentasikan dan melestarikan institutional memory Bank Indonesia yang menjadi rangkaian sejarah dan merupakan bagian dari kekayaan intelektual sebuah organisasi.
Buku ini akan menceritakan sejarah panjang fungsi dan peran besar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah sejak masa De Javasche Bank hingga masa kini.
Dalam buku tersebut juga mengulas bahwa modernisasi suatu wilayah tidak terlepas dari peran perbankan dan bank sentral. Apabila fungsi Bank Sentral pada masa penjajahan Belanda sangat vital dalam mengatur sirkulasi/perputaran uang kartal, saat ini pun peranan tersebut juga masih krusial untuk dilakukan ditengah gempuran distorsi digital.
Ke depannya, keberadaan buku ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi semua pihak, dengan memberikan perspektif dan wawasan bagi pengambil keputusan maupun bagi para akademisi dan peminat bidang ilmu sejarah ekonomi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah juga berharap agar senantiasa dapat terus berperan terhadap perkembangan perekonomian di Jawa Tengah, melalui sinergi dan kolaborasi nyata dengan Pemerintah Daerah serta segenap stakeholders terkait lainnya. (shs)