Semarang, UP Radio – Meski produksi komoditas pertanian diantaranya cabai dan bawang merah cukup melimpah di Jawa Tengah, namun kedua komoditas tersebut menjadi salah satu penyumbang Inflasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jateng Sumarno mengatakan sebenarnya setiap tahun Jateng selalu mengalami surplus produksi komoditas cabai dan bawang merah.
“Komoditas cabai tahun ini diperkirakan mencapai 155.741 ton dan untuk produksi bawang merah diperkirakan mencapai 554.590 ton,” kata Sekda Sumarno saat Peringatan HUT ke-53 Korpri yang berlangsung di Halaman Gedung Gradhika Bhakti Praja Jalan Pahlawan Semarang, Minggu (17/11).
Sumarno menjelaskan, untuk konsumsi bawang merah sebanyak 211.058 ton sehingga terdapat surplus 343.532 ton. Sedangkan untuk komoditas cabai rawitnya konsumsi mencapai 148,361 ton, sehingga terdapat surplus sebanyak 7.380 ton.
“Namun kelebihan produksi komoditas hanya terjadi dibulan bulan tertentu sehingga saat produksi banyak harga akan jatuh sehingga petani merugi,” jelas Sumarno.
Menurutnya cabai kering dan pasta bawang merah bisa menjadi solusi untuk mengendalikan kelebihan produksi cabai maupun bawang dari petani.
Sekda juga mengakui adanya kendala. Pemasaran komoditas tersebut sehingga perlu adanya kesadaran masyarakat untuk beralih menggunakan cabai kering dan pasta bawang.
Pada peringatan hari KORPRI tersebut sekda juga menghimbau setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk beralih menggunakan cabai kering dan pasta bawang merah dalam membuat olahan makanan.
“Lidahnya kalau belum terbiasa, jadi tidak enak. Kegiatan ini untuk memberikan contoh agar para ASN bisa mengkonsumsi cabai dan bawang yang diawetkan,” katanya.
Dalam acara tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah juga melakukan kampanye penggunaan cabai kering dan pasta bawang merah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengungkapkan langkah tersebut diharapkan bisa menjaga laju inflasi yang disebabkan dua komoditas tersebut.
“Bulan Oktober-Desember cabai rawit minim pasokan dan menyebabkan harga tinggi. Sedang pada bawang merah, terjadi puncak panen di Juli-Agustus yang menyebabkan harga jatuh di bawah BEP sehingga tidak menguntungkan untuk petani,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, Bank Indonesia mendukung program pemprov denngan membantu dari sisi hulu maupun hilir dalam rangka pengendalian inflasi di Jateng. Bahkan memberikan bantuan alat pertanian bagi petani di beberapa daerah di Jawa tengah.
Dalam acara ini, Bank Indonesia memfasilitasi tebus murah cabai kering dengan menggunakan QRIS. “Tebus murah ini untuk lebih mengenalkan cabai kering juga menyosialisasikan elektronifikasi transaksi keuangan dengan menggunakan QRIS,” katanya.
Kegiatan Aksi ASN Peduli Inflasi bersamaan dengan Peringatan HUT Korpri tersebut diawali dengan jalan sehat, senam bersama, tebus murah cabai kering, tebus murah sayuran, dan makan nasi goreng gratis, serta pembagian beragam hadiah. (shs)