Semarang, UP Radio – Balai Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasip Perikanan (BKIPM) Semarang, mencatat ekspor perikanan Jawa Tengah meningkatkan 2,72 Persen Mencapai 5.186 ton di bulan April 2020 meski saat ini diberbagai negara tujuan masih mengalami Pandemi Covid-19.
Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana mangatakan volume ekspor didominasi komoditas Daging Rajungan, Surimi, Bawal, Cumi-cumi, Makarel, Layang, Tepung Ikan, Udang Vanamei, Udang Windu dan Udang Putih dari total 54 jenis produk perikanan yang di ekspor.
“Selama April 2020 produk perikanan Jawa Tengah telah mengisi pasar di 19 negara, diantaranya yang menjadi 5 negara terbesar yaitu Amerika, Jepang, Cina, Malaysia dan Korea Selatan,” ungkap Gatot.
Menurut Gatot, Total volume Ekspor Perikanan dari Jawa Tengah pada April sebesar 5.186 ton meningkatkan 2,72% dibandingkan bulan sebelumnya, dan juga masih lebih tinggi 35,59% dibandingkan tahun lalu.
Mesk secara Kuantitas mengalami peningkatan, namun secara nilai mengalami penurunan. “Total nilai ekspor perikanan mencapai 254 Milyar Rupiah melemah sebesar 15,58% dari bulan lalu, namun masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,20% dari tahun sebelumnya,” tambahnya.
Lanjut Gatot, negara Cina dan Jepang masih menunjukkan eksistensinya dalam perdagangan produk perikanan hingga Bulan April 2020 ini, kedua negara ini menjadi negara yang paling banyak menyerap produk perikanan Indonesia, khususnya dari Jawa Tengah.
“Hal ini tampak dari aktivitas ekspor pada bulan ini sebanyak 83 kali dan 82 kali, semakin tumbuh meningkat paska pulihnya pandemi di negara mereka,” terangnya..
Pertumbuhan ini semakin terlihat jika dibandingkan dengan bulan dan tahun sebelumnya. Volume produk perikanan yang terserap oleh Cina melalui kran perdagangan ekspor mencapai 1.232 ton, sedangkan Jepang sebanyak 744 ton.
Negara lainnya seperti Singapura, Malaysia dan Amerika Serikat mengalami penurunan aktivitas perdagangan produk perikanan, hal ini terlihat dari jumlah frekuensi ekspor perikanan dari Jawa Tengah ke-3 ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan dan tahun sebelumnya, keadaan ini pastinya masih sangat dipengaruhi oleh belum pulihnya kondisi di tengah pandemi di negara tersebut.
Akan tetapi Amerika Serikat menjadi negara penyumbang devisa paling banyak dari transaksi ekspor perikanan dari Jawa Tengah dibandingkan negara lainnya, yaitu sebesar 71,8 Milyar Rupiah, disusul Jepang 63,3 Milyar Rupiah dan Cina 33,7 Milyar Rupiah.
Harapan kami, eksportir Jawa Tengah meskipun di masa Pandemi saat ini, kualitas produk perikanan tetap harus dijaga dan dipertahankan,” pungkas Gatot. (shs)