Semarang, UP Radio – Maraknya pemberitaan kasus kekerasan seksual dan perundungan di sekolah melatarbelakangi, tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) untuk memberikan penguatan program sekolah ramah anak SMP PGRI 1 Semarang.
PKM UPGRIS yang beranggotakan Senowarsito (ketua), Yuli Kurniati Werdiningsih (anggota) dan Bambang Agus Herlambang (anggota) melakukan melaksanakan sosialisasi penggunaan aplikasi atau teknologi agar menghindari kasus tersebut di dunia pendidikan.
Senowarsito mengatakan kekerasan seksual dan perundungan sudah terjadi mulai di bangku sekolah dini hingga perguruan tinggi. Dengan penggunaan aplikasi atau teknologi agar menghindari kasus tersebut di dunia pendidikan.
“Penyamaan Persepsi serta membangun komitmen bersama tentang pencegahan bullying dan kekerasan dengan orang tua atau wali siswa SMP PGRI 1 Semarang,” ujar Seno.
Seno Warsito menjelaskan perlu adanya kesamaan persepsi antara orang tua/wali dengan pihak sekolah agar dapat mengetahui bentuk-bentuk bullying dan kekerasan serta upaya pencegahannya.
“Pelibatan orang tua atau wali dipandang sangat penting karena upaya pencegahan bullying dan kekerasan akan dapat berjalan dengan baik jika seluruh komponen di sekolah terlibat. Hal ini juga bertujuan menciptakan sekolah yang ramah anak. Menjadikan sekolah tempat yang nyaman untuk belajar,” tutur Seno.
Kegiatan PKM implementasi aplikasi cegah bullying dan kekerasan sebagai penguat sekolah ramah anak di SMP PGRI 1 Semarang ini didanai oleh DRTPM Kemenristekdikti.
Pelaksanaan kegiatan tidak berhenti disini, namun dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan kepada guru, tendik dan siswa terkait penggunaan aplikasi pencegahan bullying dan kekerasan sebagai penguat sekolah ramah anak. (pai)