Semarang, UP Radio – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang terpaksa harus menunda pembangunan dua taman tahun ini. Dua taman tersebut yaitu, Taman Rejomulyo di wilayah Semarang Timur dan Taman Kruing Saninten di Banyumanik.
Kepala Disperkim Kota Semarang, Ali mengatakan, pembangunan dua taman tersebut ditunda lantaran anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak mencukupi.
Awalnya, pihaknya telah menganggarkan pembangunan dua taman tersebut masing-masing Rp 1,25 miliar. Namun, Pemkot mengalami defisit anggaran pada 2019 ini. Sehingga, beberapa proyek yang belum dilakukan lelang terpaksa harus ditunda.
Selain alasan anggaran yang tidak mencukupi, detail engineering desain (DED) pembangunan dua taman tersebut juga perlu dimatangkan kembali.
“Saat itu kami anggarkan Rp 1,25 miliar itu belum dapat melakukan pembangunan secara menyeluruh. Akhirnya, DED kami matangkan dan kembangkan lagi karena Pak Wali menghendaki pembangunan harus satu tahap selesai,” papar Ali.
Lebih lanjut, Ali menuturkan, akan menganggarkan pembangunan Taman Rejomulyo dan Kruing Saninten pada 2020 sebesar Rp 5 miliar, rinciannya Rp 3 miliar untuk Taman Rejomulyo dan Rp 2 miliar untuk Taman Kruing Saninten.
Saat ini, DED untuk dua taman tersebut tengah disempurnakan. Targetnya, lelang pembangunan Taman Rejomulyo dan Kruing Saninten dapat dilakukan awal 2020 sehingga pembangunan dapat segera dilakukan dan rampung akhir 2020 nanti.
Terkait konsepnya, Ali ingin memperbanyak taman kreativitas anak guna mendukung Kota Semarang mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak Utama pada 2020 nanti.
Berbagai fasilitas bermain anak akan dibuat. Jogging track juga rencananya akan disediakan. Tidak hanya ramah anak, taman tersebut juga akan dibangun ramah lansia.
“Konsepnya ramah anak, ramah lansia. Tempat bermain harus memadai. Itu yang penting karena kami ingin memperbanyak ruang bermain anak,” katanya.
Ali memang baru mengutamakan dua pembangunan taman tersebut pada 2020 ini. Jika anggaran mencukupi, pihaknya tentu akan menambah pembangunan taman ramah anak dan lansia.
Sementara pembangunan hutan kota di wilayah Mijen tidak dapat dilakukan dalan waktu dekat ini. Sebab, pembangunan hutan kota membutuhkan anggaran yang cukup besar sekitar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar. (ksm)