“Aksi Sahabat Gibran” Bareng PPJI Gelar Simulasi Program Makan Siang Gratis dan Masak Sehat

Semarang, UP Radio — Relawan Aksi Sahabat Gibran (Aksi Bagi) bersama Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) siap merealisasikan program makan siang gratis yang diusung pasangan Prabowo-Gibran dalam kampanyenya.

Guna mewujudkan program tersebut PPJI Jawa Tengah bersama relawan menggelar simulasi makan sehat, bergizi, dan terjangkau bersama ibu ibu dan anggota PPJI di Pleburan, Semarang, Senin (15/1/2024).

Kegiatan sosialisasi dan simulasi ini dihadiri Taruna Pro Gibran ini, Wakil Sekretaris Jenderal II DPP PPJI Budi Syahmenan dan Chef Fahrur Rosidi.

Wasekjen DPP PPJI Budi Syahmenan mengungkapkan kegiatan ini juga mendemonstrasikan berbagai menu sehat, yang nantinya akan dalam program unggulan Prabowo-Gibran.

“Kami ingin menunjukkan bahwa program makan siang gratis Prabowo-Gibran itu nyata dan bisa diterapkan,” ujar Budi Syahmenan.

Budi mengatakan praktisi jasaboga sepakat mendukung dan siap memberi edukasi kepada ibu-ibu bagaimana menyiapkan makan siang yang sehat, bergizi, dan terjangkau.

Selain itu, lanjut Budi, program ini dapat memperluas anggota PPJI dari komunitas pemasok makan siang gratis ke sekolah.

“Mudah-mudahan nanti dari pemasok makanan ke sekolah ini bisa berkembang jadi pengusaha jasaboga dan menjadi anggota kami. Dengan menjdi anggota, mereka bisa mendapatkan pelatihan, standarisasi, bahkan sertifikasi,” paparnya.

Budi menambahkan, PPJI akan memberdayakan pengurus di seluruh provinsi dan kabupaten/kota untuk mendampingi komunitas orang tua siswa dalam menyiapkan makan siang gratis untuk siswa di sekolah-sekolah.

Sementara Ketua Umum Aksi Sahabat Gibran (Aksi Bagi) Dadi Krismatono mengatakan melalui simulasi, peserta ibu ibu juga belajar mengelola proses memasak dan menyajikan makanan dalam jumlah besar.

“Selain edukasi penyajian makanan, acara ini dimeriahkan dengan lomba masak. Tantangannya, setiap regu hanya boleh menghabiskan Rp 12.000 untuk membuat satu porsi makanan bergizi tapi juga lezat,” jelasnya.

Dadi berharap setiap peserta akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan ilmu baru dalam mengolah makanan yang sehat dan bergizi tapi tetap lezat dan mengundang selera.

Dadi juga menjelaskan, dalam menyusun menu, PPJI berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang dan konsultasi kepada ahli gizi.

“Program makan siang gratis yang digagas tidak hanya memberi manfaat kesehatan bagi anak sekolah dari SD hingga SMA saja tetapi lebih luas bisa memberi dampak ekonomi kepada rumah tangga dan komunitas,” tambah Dadi.

Nantinya dengan makan siang di sekolah, maka beban orang tua menyediakan makan diambil sebagian oleh negara.

“Katakanlah, satu porsi Rp 12.000. Berarti dalam sebulan, jika dihitung 25 hari, ada Rp 300.000 biaya ekonomi rumah tangga yang bisa dihemat. Itu baru satu anak. Jika ada dua sampai tiga anak dari satu keluarga, maka penghematannya bisa lebih besar. Uang yang dihemat itu bisa digunakan untuk keperluan lain,” terangnya.

Dampak ekonomi kedua, papar Dadi, adalah potensi pendapatan bagi ibu-ibu orang tua yang memasok makanan di sekolah-sekolah anaknya.

“Coba kita hitung. Menurut data di Kecamatan Semarang Selatan ini ada 29 sekolah dasar(SD), baik negeri dan swasta. Jika satu SD ada 300 siswa, dan satu porsi membutuhkan 100gram beras, maka satu kecamatan ini dalam satu hari membutuhkan 870 kg beras. Dalam satu bulan, jika dihitung 25 hari, maka dibutuhkan 21,7 ton beras. Ini akan menggerakkan ekonomi lokal,” tutur Dadi.

Mengampu materi pelatihan, tim Relawan juga menghadirkan Chef Fahrur Rosidi untuk memberikan tips memasak dengan kandungan gizi seimbang dan sehat.

Simulasi penyajian makanan sehat, bergizi, dan terjangkau ini rencananya akan segera dilaksanakan di 20 lokasi di Jawa Tengah dan akan digulirkan oleh relawan Aksi Bagi di seluruh Indonesia. (shs)