Semarang, UP Radio – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang menyatakan rekayasa lalu lintas berupa pengalihan rute khususnya di bunderan Museum Bubakan, Kawasan Kota Lama dalam upaya mengalirkan kendaraan yang saat ini sedang dalam pembangunan Taman Bubakan bakal permanen.
Diperkirakan pembangunan taman bubakan yang sekaligus untuk jalur akses bagi pengunjung masuk ke museum rampung pada akhir Desember 2021.
Kabid Pengendalian dan Ketertiban (Daltib), Dishub Kota Semarang, Antonius Haryanto mengatakan, taman Bubakan ini sekaligus untuk jalur pejalan kaki bagi pengunjung ke museum Bubakan/Museum Kota Lama. Dari kantong parkir pengunjung yang terletak di lahan kosong ujung Jalan MT Haryono, dan Jalan Pattimura.
“Untuk keselamatan pengunjung, sehingga otomatis merubah arus lalu lintas kendaraan yang dialihkan dari rute sebelumnya. Pengalihan arus lalin, sampai akhir Desember, setelah pembangunan taman selesai, juga akan ada penutupan jalan secara permanen,”katanya, Senin (15/11/2021).
Dikatakan, Toni sapaan akrabnya, pembiasaan ini adalah bagian dari edukasi ke masyarakat bahwa nantinya jalan itu akan ditutup secara permanen untuk taman. Nanti Jalur dari MT Haryono menuju Jalan Pattimura ditutup. Sehingga pengendara dari Ronggowarsito (Sayangan), Jalan Agus Salim tidak bisa masuk langsung ke Jalan Pattimura. Sehingga harus memutar bundaran Bubakan.
Sebaliknya, kata Toni, arus kendaraan dari arah Jalan MT Haryono yang hendak menuju Jalan Agus Salim, Jalan Cendrawasih, maupun Jalan Ronggowarsito (Sayangan) masih bisa jalan seperti biasa.
“Sebaliknya, arus lalu lintas dari Jalan Cendrawasih maupun Jalan Ronggowarsito yang hendak ke Jalan Agus Salim tidak bisa memutar ke bundaran Bubakan. Pengendara harus ke kiri dulu, masuk Jalan Pattimura, Dr Cipto, melalui kampung kali, MT Haryono,” terangnya.
Nanti, lanjut Toni, taman untuk akses pejalan kaki bagi pengunjung ke museum. “Nanti Pengunjung parkir di kantong parkir, dan menuju ke museum dengan jalan kaki. Dulu ada konsep sistem buka tutup di jalan itu. Tapi membahayakan pengunjung,”imbuhnya.
Untuk antisipasi pada jam sibuk, masyarakat diimbau untuk patuh rekayasa yang dibuat. “Tapi kadang satu dua, pengendara dari Sayangan ke Pattimura nekat putar balik. Ada yang melanggar kontra flow sehingga jadi tersendat. Jika tidak ada yang melanggar tentu akan lancar, karena kami tidak bisa memantau selama 24 jam penuh karena keterbatasan personel,”pungkasnya. (ksm)