Semarang, UP Radio – Pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan tekanan di berbagai sektor ekonomi, terutama pada para pelaku usaha berskala Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Momen bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri seharusnya menjadi ladang peningkatan penjualan bagi UMKM konveksi namun tidak untuk kali ini.
Budi Turmoko, salah seorang pemilik usaha dengan nama Moko Konveksi adalah salah satu yang mengalami kejadian tersebut. Mitra UMKM yang telah bergabung dengan Program Kemitraan Pertamina semenjak tahun 2014 ini memiliki usaha konveksi dengan berbagai macam produk seperti baju seragam, polo shirt, seragam perawat/medis, dsb.
Pada kondisi normal, omzet per bulannya dapat mencapai Rp 130 juta/bulan namun jumlah tersebut turun hingga 70% semenjak pandemi covid-19.
Menurut budi, pendapatannya saat pandemic hanya cukup membiayai pekerjanya yang berjumlah 50 orang, sedangkan untuk pengembangan usaha ia mengaku kesulitan. “Saya membangun bisnis ini berawal dari usaha rumahan dengan mempekerjakan tenaga lepas yang membentuk kelompok UMKM dan lebih dari 90 persen anggota kelompok ini adalah perempuan yang berprofesi ganda, sebagai wirausaha dan juga Ibu Rumah Tangga sehingga ini menjadi beban mental bagi saya untuk dapat memberikan mereka penghasilan,” ujar Budi.
Ia menambahkan, sebelum terjadinya pandemi, usaha Moko Konveksi dapat memproduksi hingga tiga ribu helai pakaian per bulan. “Saat pandemi virus corona ini melanda Indonesia di pertengahan Maret kemarin saya harus menghentikan produksi tersebut karena dipastikan tidak akan terjual ke pasar”, ungkap Budi.
Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mitra binaannya, PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region IV mencoba membantu meningkatkan produktivitas UMKM di saat pandemic covid 19.
Unit Manager Comm & CSR Pertamina MOR IV Anna Yudhiastuti mengungkapkan, Pertamina melalui program CSR nya membantu para tenaga medis dan masyarakat untuk menanggulangi penyebaran covid-19 dengan menyalurkan bantuan paket alat pelindung diri (APD) dan penunjang kesehatan lainnya.
“Salah satu cara kami adalah memesan produk-produk alat pelindung diri seperti masker, hazmat, pelindung wajah dan lainnya kepada mitra UMKM binaan Pertamina salah satunya Moko Konveksi”, ujar Anna.
Akhirnya, Budi pun menceritakan bagaimana peran Pertamina sebagai BUMN yang membina usahanya sejak tahun 2014 ketika usahanya harus “banting setir” untuk memproduksi APD. “Alhamdulilah saat saya butuh modal usaha untuk produksi APD lebih banyak lagi, Pertamina di awal maret memberikan saya pesanan untuk produksi masker kain yang cukup banyak, total ada 6.400 masker kain yang di pesan, dan berkat omset dari pesanan ini saya punya modal untuk mencoba produksi hazmat dan face shield” tambah Budi.
Ia pun berpesan kepada para UKM dan UMKM yang saat ini mencoba bertahan saat pandemi bahwa dapat selalu berpikiran positif dan kreatif sehingga dapat melihat peluang usaha yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasar. “Kita harus memanfaatkan jaringan yang ada, selalu menjaga silaturahmi dengan konsumen karena peluang dan ide untuk usaha bisa juga datang dari konsumen, semakin ingat kita punya beban untuk menghidupi karyawan kita, semakin semangat kita untuk terus mencari peluang usaha,” tutup Budi. (shs)