Semarang, UP Radio – Semakin maraknya aksi solidaritas masyarakat Muslim Indonesia terhadap tragedy kemanusiaan yang dialami kaum muslim Rohingya di Myanmar yang banyak di gelar di sejumlah kota di jawa tengah dan salah satu aksi yang akan digelar di kawasan komplek candi Borobudur.
Menyikapi hal tersebut Pihak kepolisian pun langsung memberikan peringatan bagi masyarakat yang akan melakukan aksi dan tidak mengeluarkan ijin untuk aksi keprihatinan di kawasan wisata tersebut.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan wacana adanya aksi di Candi Borobudur terkait tragedi kemanusiaan yang melanda warga Rohingya di Myanmar harus dipertimbangkan ulang terkait lokasi untuk menggelar aksi.
“Candi Borobudur merupakan aset budaya bangsa dan bukan milik suatu golonganatau agama tertentu. Sehingga, ia meminta kepada para pendemo untuk lebih santun dan tidak menggelar aksi di seputaran cagar budaya,” ungkap Sri Puryono.
Menurut Sekda berbagai kekhawatiran pun muncul manakala aksi yang rencananya diikuti ribuan orang tersebut dilaksanakan sehingga kepolisian mengantisipasi hal tersebut dengan tidak mengeluarkan ijin pelaksanaan aksi dan bisa menggunakan lokasi lain yang lebih kondusif.
“Jangan ada provokator yang membuat suasana dan niat baik menjadi keruh. Khususnya bagi umat Islam, jangan sampai tercoreng karena terprovokasi dan menggelar aksi di Candi Borobudur,” lanjutnya.
Direncanakan hari Jumat (8/9) mendatang presidium alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) wilayah Jawa Tengah,akan menggelar aksi solidaritas di depan gerbang masuk Candi Borobudur.
Aksi Solidaritas tersebut dilakukan untuk mendesak pemerintah Myanmar menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingya yang telah memakan ribuan korban jiwa. (shs)