Semarang, UP Radio – Wabah covid-19 menjadi momen bangkitnya kekuatan dalam negeri. Seperti yang terjadi di Jateng, ketika terjadi keterbatasan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, sejumlah pelaku UKM, pelajar SMK bahkan pengelola rumah sakit justru tergerak untuk memproduksi APD secara mandiri.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dukungan dari masyarakat terutama para pelaku usaha, sangat membantu pemerintah dalam menyediakan APD bagi tenaga medis maupun tenaga kesehatan. Berdasarkan perhitungannya, dibutuhkan setidaknya 1 juta unit APD untuk menangani covid-19 ini. Kebutuhan yang sangat besar itu akan sulit terpenuhi jika hanya mengandalkan produksi pabrik.
“Saya orang yang dari awal meyakini ketika produksi pabrikan begitu mahal dan sulit pasti akan muncul kekuatan-kekuatan dalam negeri. Saya berterima kasih kepada para pelaku usaha yang mau membantu penyediaan APD ini,” kata Ganjar.
Puluhan UKM konfeksi di Jateng, kata Ganjar, kini menghentikan sementara produksi mereka dan beralih memproduksi APD. Balai Latihan Kerja (BLK), SMK pun menggerakkan siswanya untuk turut memproduksi APD.
APD buatan UKM dan siswa tersebut telah disalurkan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan. Saat ini, minimal 356.978 APD tersedia di seluruh rumah sakit rujukan covid-19 di Jawa Tengah.
“Sampai saat ini kebutuhan APD di Jateng masih aman, meskipun kami terus mendorong pabrikan maupun UKM untuk terus memproduksi,” imbuhnya.
Sementara itu, dukungan dari sejumlah perusahaan maupun perwakilan masyarakat terhadap penanganan covid-19 di Jateng terus mengalir. Selasa (14/4/2020), Pemprov Jateng menerima bantuan portable sink, APD full set, sprayer kit, refill disinfektan sprayer, disinfektan, hand sanitizer, masker, dan motor tangki disinfektan dari PT Triangle Motorindo, PT Sampoerna, dan PT Agro Manunggal. Bantuan tersebut akan didistribusikan ke kabupaten/kota di Jawa Tengah.
“Bantuan-bantuan ini sangat membantu. Nilai besarnya adalah gotong royong, kemanusiaan yang adil dan beradab,” katanya. (hum)