Semarang, UP Radio – Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah secara serentak bersama kantor bank Indonesia menggelar pekan sosialisasi penggunaan QRIS.
Setelah sebelumnya melakukan sosialisasi di Perguruan tinggi kini QRIS juga diperkenalkan kepada para pelaku usaha di Kota Semarang yang diharapkan bisa mempermudah transaksi dan menekan penggunaan uang tunai.
Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia propinsi Jawa Tengah, Andry Prasmuko mengatakan, sosialisasi kepada pelaku usaha baik yang sudah menerapkan maupun yang belum.
“Di Jawa tengah telah ada 228.466 merchant dan 55.954 merchant sudah menggunakan di Kota Semarang,” Katanya saat memberikan sambutannya dalam Pekan QRIS di Kantor BI Semarang, Selasa (10/3).
QRIS atau Quick Response Code Indonesia Standar adalah standar kode respons cepat pembayaran nasional yang ditetapkan sejak 1 Januari 2020 oleh Bank Indonesia bersama industri pembayaran baik bank atau non bank digunakan dalam memfasilitasi transaksi pembayaran retail di Indonesia.
“Jika sebelumnya pedagang telah menggunakan QR code yang berlaku sesuai dengan PJSP yang menerbitkan, dengan QRIS maka hanya dengan satu QR akan terintegrasi secara nasional,” terangnya.
dikatakan pula, beragam keuntungan akan diperoleh dengan mengunakan QRIS. Bagi pedagang, transaksi akan lebih mudah, meminimalisir uang palsu. Selain itu, melalui QRIS sistem pembayaran lebih nyaman dan efisien.
Lanjut Andry, pengguna transaksi non tunai saat ini didominasi oleh kaum milineal yang menggunakan gadget, sehingga generasi milenial menjadi sasaran pasar aktif sistem ini.
“Sosialisasi ini tidak hanya diberikan kepada pelaku usaha melainkan juga penyelenggara jasa sistem pembayaran,” paparnya.
Pekan QRIS diselenggarakan Bank Indonesia mulai tanggal 9 Maret – 15 Maret di berbagai lokasi dengan segmen mulai mahasiswa hingga padagang UMKM diantaranya di Kampus UDINUS Semarang, Pasar Gayamsari, asosiasi pedagang hingga pengelola rumah ibadah. (shs)