Semarang, UP Radio – PDAM Tirta Moedal Kota Semarang masih menerapkan sistem giliran untuk mengaliri air ke sejumlah pelanggan. Hal ini lantaran debit air masih kurang meski sudah memasuki musim penghujan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Moedal, Yudi Indarto saat rapat kerja bersama Komisi B DPRD Kota Semarang, di Kantor DPRD Kota Semarang, Senin (6/1/2020).
“Pelayanan memang ada beberapa daerah yang masih kami gilir alirannya. Itu jadi konsentrasi kami tahun ini. Kami selektif menambah pelanggan. Tujuan lebih meningkatkan kualitas layanan,” terang Yudi.
Yudi menjelaskan, giliran aliran masih terus berjalan terutama di daerah Semarang bagian selatan. PDAM Tirta Moedal memiliki sekitar 42 ribu pelanggan di wilayah selatan yang dialiri dari sumber sumur artesis dan mata air. Meski sudah memasuki musim hujan, sumber air sumur artesis belum dapat memenuhi kebutuhan.
“Perlu waktu tiga atau empat bulan hujan, baru artesis keisi air,” ucapnya.
Yudi pun belum dapat memastikan hingga kapan sistem giliran akan berhenti. Selama debit masih kurang, PDAM akan terus menerapkan sistem giliran ini. Selain debit yang kurang, Yudi menyebut tekanan air juga perlu dibenahi.
“Kami harus betulin debit dan tekanan. Kami harap gilirannya tidak makin lama tapi makin pendek,” ucapnya.
Lanjut Yudi, PDAM juga berencana menghidupkan sumur artesis yang sudah mati guna memenuhi kebutuhan para pelanggan. Ia menyebut, saat ini ada sekitar 30 sumur artesis dan empat mata air yang menjadi sumber air untuk pelanggan di wilayah Selatan. Sementara, sumber instalasi pengolahan air (IPA) Kaligarang untuk mengaliri pelanggan di wilayah utara dan tengah. Adapun IPA Kudu mengaliri pelanggan di wilayag timur dan sebaguan utara.
Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo mengatakan, mendapat laporan dari masyarakat terkait pelayanan PDAM. Karena itu, ia berharap pelayanan harus ditingkatkan. Ia pun tidak memaklumi jika harus dilakukan sistem giliran. Namuh, diharapkan giliran paling tidak setiap hari pelanggan mendapatkan aliran air.
“Mulai hari ini harus ditingkatkan. Jangan sampai ada keluhan debitnya kecil, airnya butek, jangan sampai 2-3 hari tidak dilayani. Minimal 1 hari ada aliran,” pinta Joko.
Ia juga mengakui terdapat beberapa kendala yang dihadapi PDAM saat memberikan pelayanan kepada pelanggan, diantaranya banyaknya sampah di sumber air IPA, sehingga cukup menyulitkan saat produksi. Selain itu, listrik padam juga dapat menjadi kendala produksi.
“Kalaunhuhan sampah numpuk. Itu jadi susah produksi air. Kadang listrik mati. Kami minta diantisipasi dengan jenset. Intinya, kinerja harus ditingkatkan,” tegasnya. (ksm)