Semarang, UP Radio – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus berupaya memikat kunjungan wisatawan dari berbagai negara untuk berkunjung ke provinsi ini.
Kepala Dinas Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinung N Rachmadi mengatakan, pihaknya tengah fokus merayu wisatawan asal Timur Tengah agar berkunjung ke berbagai wisata yang ada Jateng.
Adapun saat ini kata dia, kunjungan wisatawan luar negeri memang masih didominasi dari Asia Tenggara, Cina, Jepang, Korea dan Australia.
“Kami akan lebih menggencarkan promosi dan membuka pasar baru, yaitu wisatawan dari Timur Tengah,” ujarnya, Rabu (30/10).
Ditanya mengenai kiat-kiatnya dalam merayu wisatawan luar negeri, dia mengatakan akan memperbanyak event-event dan atraksi wisata yang ada di Jateng.
Dengan demikian, maka akan ada sesuatu yang dilihat dan menjadi bahan perbincangan di kalangan wisatawan saat mereka telah kembali ke negaranya masing-masing.
“Yang tidak kalah juga kami menyediakan infrastruktur. Tahun depan akan ada jalur tembus mulai Bandara Internasional Yogyakarta menuju Borobudur dan tentu saja melewati Magelang. Kami harapkan di sepanjang jalan tersebut banyak hal yang digali masyarakat untuk menarik perhatian wisatawan,” ujarnya.
Sinung memaparkan, tingkat menginap para wisatawan mancanegara di Jateng rata-rata adalah 1,3 hari. Sedangkan di Yogyakarta bisa menembus 2 hingga 3 hari.
Hal tersebut rupanya tidak manjadi masalah besar bagi Sinung lantaran dalam dunia pariwisata perlu adanya kolaborasi antar pemerintah provinsi atau lembaga lain.
Namun demikian, pihaknya tetap melakukan upaya-upaya untuk menarik wisatawan agar menginap lebih lama di Jateng. Terlebih lagi, Candi Borobudur selama ini destinasi wisata yang menjadi prioritas para wisatawan mancanegara berlokasi di Jateng.
“Silakan menginap di mana itu pilihan. Tapi yang kami harapkan adalah menghabiskan uangnya di Jateng,” kata dia.
Selain itu, Pemprov Jateng juga sedang menggencarkan promosi wisata melalui Sport Tourism, seperti dalam penyelenggaraan Samba Tour de Borobudur 2019 yang dilaksanakan awal bulan depan.
Menurutnya kegiatan seperti ini bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi-potensi wisata yang selama ini belum tergali di sepanjang rute yang dilalui.
“Samba Tour de Borobudur sengaja memilih rute yang berbeda-beda tiap tahunnya. Agar nantinya potensi wisata yang bisa tergali bisa muncul semua merata,” pungkasnya. (shs)