Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah terus melakukan berbagai terobosan untuk memikat wisatawan asing berkunjung ke Provinsi Jawa Tengah.
Ketua Asita Jateng, Joko Suratno mengatakan, Hal tersebut saat menjadipembicara dalam Business Solution Seminar UP Radio di Aston Inn Pandanaran Hotel Semarang (26/9)
Menurut Joko langkah strategis yang harus dilakukan dengan meningkatkan promosi desa wisata dengan melibatkan berbagai pihak kepada wisatawan asing.
“Kami selama ini aktif menjual tetapi memang dibutuhkan semacam endorser atau pemasaran melalui internet dari endorser negara lain. Karena hal ini pasti menarik,” kata Joko.
Adapun, lanjutnya, dari 229 desa wisata yang ada di Jawa Tengah yang dipromosikan, saat ini baru 10 desa wisata diantaranya yang telah menjadi pilihan prioritas bagi wisatawan asing.
“Peluang Desa Wisata pasti ada, karena terbukti Desa Wisata sudah terjual sebagai paket wisata yang terintegrasi dengan daya tarik wisata lainnya,” imbuhnya.
Dirinya mencontohkan adanya beberapa wisatawan asing yang reguler dari Singapura mereka justru anak-anak Sekolah. Pihaknya mengintegrasikandengan beberapa daya tarik lainnya seperti Borobudur, Desa Wisata Tanon, dan mereka sangat menikmati.
“Peluang Jateng saat ini untuk Desa Wisata menurut saya pasar yang terdekat adalah Pasar Singapura dan Malaysia. Tetapi untuk peluang domestik pasti lebih besar seperti Lerep, Tanon, dan Desa yang ada di Lereng Merapi (Samiran) itu juga sangat potensial,” terangnya.
Maka sekarang ini, kata dia tinggal bagaimana keseriusan dari Desa Wisata itu sendiri untuk selain daya tarik nya diperbaiki, SDM untuk marketing (pemasaran) juga tidak kalah penting.
Karena pihaknya melihat marketing sangat penting sekali. Kelemahan-kelemahan ada di marketing itu sendiri, jadi bagaimanakelembagaan melakukan kerja sama dengan beberapa stakeholder baik dengan media, travel agen, media komunikasi internet (youtuber, selebgram, dan lain-lain).
“Saya melihat kalau potensi sudah bagus, daya tarik sudah bagus, kelembagaan sudah bagus, tinggal marketingnya saja bagaimana, saya melihat seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata Disporapar Jateng, Riyadi Kurniawan mengatakan, Pemprov Jateng menargetkan dapat membentuk 500 Desa Wisata di 2019.
Adapun hingga saat ini, Jateng telah berhasil membentuk sebanyak 229 Desa Wisata, yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
“Pemerintah optimis capai target tersebut salah satunya dengan membuat Perda khusus Desa Wisata (Perda Jateng no.2 tahun 2019) yang di dalamnya mengatur tata cara Desa Wisata,” pungkasnya. (shs)