Purwokerto, UP Radio – Kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg masih sering terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah. Kondisi tersebut terjadi seiring terus meningkatnya konsumsi masyarakat yang menggunakan elpiji 3 kg tersebut.
Bersamaan dengan itu, Pemerintah bersama Pertamina belakangan juga sudah menggencarkan sosialisasi pemanfaatan elpiji nonsubsidi 5,5 kg melalui produk Bright Gas. Namun, masyarakat sudah terlanjur nyaman dengan menggunakan elpiji 3 kg, meski orang tersebut termasuk keluarga mampu. Masyarakat seperti enggan berpindah dari elpiji 3 kg ke elpiji non subsidi.
Melihat kondisi tersebut, sepertinya perlu dibuat formula sistem distribusi atau penyaluran elpiji 3 kg yang baru agar tepat sasaran.
Pasalnya, di lapangan saat ini penyaluran elpiji 3 kg ditenggarai sudah banyak yang tidak tepat sasaran. Pengaturan distribusi saat ini dirasa sangat penting agar penyaluran elpiji 3 kg tepat sasaran untuk keluarga miskin dan rentan miskin.
Forum Wartawan Ekonomi (Warek) Semarang bersama Pertamina MOR IV Jateng dan DIY dan Disperindag Provinsi Jateng mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Mekanisme Distribusi Elpiji 3 Kg Tepat Sasaran’, di Grand Artos Hotel Magelang, Kamis (29/8) dan di Java Heritage Hotel Purwokerto pada Jumat (30/8).
Ketua Forum Wartawan Ekonomi Semarang, Alkomari mengatakan, FGD menghadirkan beberapa nara sumber, diantaranya dari Pertamina, Disperindag, Hiswana Migas dan Pengamat Ekonomi.
“Melalui FGD ini, diharapkan mampu menemukan formulasi atau model distribusi elpiji 3 kg yang tepat agar penyalurannya tepat sasaran. Hal itu guna memastikan elpiji 3 kg benar –benar untuk masyarakat yang berhak menerimanya,” terangnya.
FGD akan diikuti oleh kalangan media, akademisi, dan disperindag di daerah Karesidenan Kedu dan Banyumas.
“Bersama ini juga diharapkan ada pemahaman yang sama bagi kalangan media saat menulis berita berkaitan dengan penyaluran elpiji 3 kg di daerahnya masing-masing,” tandasnya.(shs)