Semarang, UP Radio – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melepas ekspor perdana biskuit ke Bangladesh, Rabu (21/8/19) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Pelepasan ekspor perdana biskuit ke Bangladesh dilakukan oleh Kepala Barantan, Ali Jamil bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Adapun volume biskuit yang diekspor total mencapai 300 ton dengan nilai ekonomi hingga Rp 5,3 milyar. Selain ekspor perdana biskuit tersebut, juga dilepas ekspor produk pertanian Jateng Lainnya ke berbagai Negara senilai Rp 550 miliar.
Berbagai produk pertanian tersebut berupa daun cincau kering (jelly grass) sebanyak 28 ton tujuan Malaysia, gula merah 35 ton tujuan Srilangka, ijuk (brooms grass) sebanyak 18 ton tujuan Cina, margarine sebanyak 23 kg tujuan Banglades dan sarang burung walet sebanyak 181 kg tujuan Tiongkok, dengan total nilai Rp 6,1 miliar.
Kepala Barantan, Ali Jamil mengatakan, ekspor tersebut sesuai harapan yakni tidak lagi bahan mentah yang diekspor, namun sudah diolah menjadi produk jadi, sehingga akan banyak nilai tambah yang didapat masyarakat.
“Sebelumnya makanan ringan olahan komoditas pertanian seperti keripik dan ceriping singkong, keriping pisang, keripik salak, emping melinjo, sale pisang, keripik sukun, keripik talas serta keripik kentang asal Jateng juga telah tembus Jerman dan Malaysia, sekarang bertambah jenis makanan ringan baru berupa biskuit gandum dengan tujuan Banglades,” ujar Jamil.
“Selain komoditasnya yang baru, Banglades ini juga negara tujuan ekspor baru untuk komoditas makanan ringan,” sambungnya.
Dikatakan, sepanjang 2018 komoditas ekspor tujuan Banglades hanya ada 3 komoditas yaitu kapuk, kayu kruing dan kopra. Namun di tahun 2019 telah bertambah 8 komoditas baru yaitu getah damar, kapas serat, cabe jamu, kayu veneer, kemukus, pinang biji, margarin dan makanan ringan biskuit gandum.
“Dengan adanya penambahan 8 komoditas ekspor baru ini, semoga dapat mendongkrak neraca perdagangan Indonesia – Banglades,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menambahkan, kemudahan-kemudahan ekspor harus diberikan agar berbagai produk asal Jawa Tengah dapat meningkat sehingga neraca dagang menjadi surplus. (shs)