Pekalongan, UP Radio – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah membuka layanan kas titipan di Kota Pekalongan untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di wilayah tersebut.
“Pekalongan kami pilih untuk pembukaan layanan kas titipan karena secara rencana tata ruang wilayah nasional, Pekalongan merupakan pusat kegiatan wilayah sehingga aktivitas ekonominya cukup besar. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi daerah selama lima tahun terakhir ini di atas 5 persen,” kata Deputi Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra di sela peresmian layanan kas titipan Bank Indonesia Wilayah Pekalongan di Kantor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Pekalongan, Rabu.
Menurut Rahmat Pekalongan merupakan kota keempat di Jawa Tengah setelah Kebumen, Kudus, dan Cilacap untuk pembukaan layanan kas titipan ini guna mendukung tingginya likuiditas keuangan perbankkan yang cukup tinggi.
Sehingga akhir tahun 2017 pembukaan layanan kas titipan baru dilakukan di empat kota tersebut.
“Modal awal kas titipan BI mengalokasikan dana Rp. 100 Milyar,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Pimpinan Bidang Operasional Kantor Wilayah BRI Semarang Nanu Rohanu Herdiana mengatakan BRI dipercaya mengelola kas titipan BI untuk menyalurkan kepada seluruh bank di Kota Pekalongan.
“Selain mengelola kas titipan, kami juga mengelola setoran ketika bank mengalami kelebihan uang kas di masing-masing perbankan,” katanya.
Dibulan Juli menjadi waktu jatuh tempo prmbayaran kepada para pengusaha konveksi di pekalongan transaksi perhari bisa mencapai lebih dari Rp. 50 milyar sehingga pengadaan kas titipan sangat dibutuhkan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Sri Ruminingsih mengatakan potensi Kota Pekalongan dan daerah sekitarnya, yaitu Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang cukup besar.
“Baik potensi ekonomi maupun iklim investasi di daerah ini cukup besar. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi karena BI telah mendekatkan layanan ini ke Kota Pekalongan,” katanya.
Ia mengatakan keberadaan perbankan sendiri sangat penting bagi pertumbuhan suatu daerah termasuk Kota Pekalongan.
“Dalam hal ini, perbankan adalah mitra dan lembaga intermediasi yang menjembatani antara pemilik modal dan pengguna modal. Peran ini sangat penting untuk mengembangkan potensi ekonomi yang ada di Kota Pekalongan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya berharap agar uang dari perbankan yang masuk ke BI tidak berhenti tetapi dapat disalurkan di sektor riil. Dengan demikian, uang tersebut akan berdampak positif bagi perkembangan ekonomi di Jawa Tengah. (shs)