Semarang, UP Radio – Setelah hampir dua tahun beroperasi, kini tarif Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor Terminal Bawen-Stasiun Tawang, Semarang per 1 April 2019 bakal naik sebesar Rp 500 dan Rp 1.000 untuk tiap golongan penumpang. Meski naik, pemerintah tetap memberikan subsidi mencapai Rp7.300 pada setiap penumpang.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Jateng Ginaryo menjelaskan Sejak awal diluncurkan pada 7 Juli 2017, tarif BRT Trans Jateng koridor Stasiun Tawang-Terminal Bawen sejauh 43,7 km hanya Rp 3.500. “Setelah melakukan survey, Mulai 1 April 2019, ada penyesuaian tarif bea naik Trans Jateng di koridor lain. Seperti di Purbalingga-Purwokerto maupun angkutan massal setipe di Solo dan Jogja,” katanya.
Di koridor Tawang-Bawen tersebut saat ini beroperasi 25 armada bus dan untuk sekali naik penumpang hanya perlu merogoh kocek Rp3.500. Dengan tarif itu, kata Ginaryo, penumpang sebenarnya telah disubsidi oleh pemerintah sebesar 60 persen dari bea semula.
“Sebenarnya, dari Bawen sampai Tawang itu kalau dihitung, biayanya Rp9.300 per penumpang. Sedangkan tarif lama yang dikenakan Rp3.500. Berarti pemerintah masih mensubsidi setiap penumpang,” paparnya.
Ginaryo menjelaskan, tarif Rp9.300 itu berdasarkan kalkulasi biaya operasional kendaraan. Mulai dari investasi, bahan bakar dan lain sebagainya. Ada biaya langsung maupun tak langsung dari situ. “Kepada operator, jalan per kilometer per bus itu bayar Rp7.500. Tarif per penumpang itu, dari bus per kilometer kita kalikan dengan load factor (faktor muat penumpang) yang ada, ketemulah Rp9.300,” tuturnya.
Berdasarkan semua pertimbangan tersebut, Ginaryo telah melakukan survei untuk kelayakan biaya tarif BRT dari Tawang sampai Terminal Bawen atau sebaliknya. Hasilnya, sebanyak 42 persen dari 1.200 responden memberikan angka di (tarif) Rp4 ribu-Rp2 ribu. Dengan demikian, pemerintah Jateng pun masih memberikan subsidi sebesar Rp5.300 dan Rp7.300 per penumpang.
“Per 1 April 2019 tarif Trans Jateng Bawen-Tawang dari Rp3.500 menjadi Rp4 ribu untuk penumpang umum. Yang pelajar sama guru dari seribu jadi dua ribu,” katanya.
Meski mengalami kenaikan tarif, Ginaryo tetap optimistis bus Trans Jateng masih jadi idola masyarakat untuk angkutan umum dalam maupun antarkota. Mengingat tarif angkutan jurusan Bawen-Semarang non BRT sampai saat ini juga masih jauh lebih mahal, yakni Rp10 ribu sekali naik.
Kenaikan tarif BRT Trans Jateng itu juga disuarakan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melalui akun media sosialnya. Di Instagram misalnya, Ganjar lewat akun @ganjar_pranowo mengunggah poster yang memberitahukan kenaikan tarif tersebut. (hmsjtg)