Semarang, UP Radio – Gizi buruk di Kota Semarang menyentuh angka 21 penderita pada tahun 2019 ini. Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 23 penderita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Widoyono menuturkan, pihaknya terus berupaya agar masyarakat Kota Semarang tidak ada yang mengalami gizi buruk. Setiap menjumpai kasus gizi buruk, pihaknya langsung memanggil orang tua dan memberikan perhatian khusus kepada anak yang menderita gizi buruk.
“Kami terus melakukan pelacakan. Setiap ada gizi buruk kami panggil, kami lakukan penanganan, pemeriksaan, dan pemberian makanan tambahan,” terang Widoyono disela-sela acara Lomba Balita Sehat Tingkat Kota Semarang di Balai Kota Semarang.
Menurutnya, gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh kemampuan ekonomi keluarga. Gizi buruk juga disebabkan oleh pola asuh orang tua yang benar. Penderita gizi buruk di Kota Semarang pun tidak semua dari kalangan menengah kebawah. Ada juga yang dari kalangan menengah. Hal ini menunjukan bahwa kemampaun ekonomi bukan menjadi faktor utama penyebab gizi buruk.
“Sebenarnya punya uang, tap tidak tahu asupan yang baik untuk anak, kurang sabar menyuapi anaknya,” ujar Widoyono.
Satu diantara cara untuk mebdorong orang tua melakukan pola asuh yang baik yakni dengan menggelar Lomba Balita Sehat. Dinkes Kota Semarang menggelar Lomba Balita Sehat rutin setiap tahun.
Ada beberapa penilaian dalam lomba tersebut pertumbuhan anak hingga perkembangan anak. Dalam lomba ini, hal yang tidak kalah penting untuk diketahui orang tua yakni tentang tumbuh kembang dan kesehatan anak.
“Lomba ini untuk memancing orang tua melakukan pola asuh yang baik. Karena usia balita merupakan golden period,” katanya.
Lanjut Widoyono, periode emas ini menentukan masa depan anaknya. Oleh karena itu, melalui lomba ini orang tua diberi pengertian agar mereka tidak kehilangan momentum usia golden period.
Warga Tembalang, Laksmina Yudita menyambut baik kegiatan lomba ini. Menurutnya, lomba ini bagus untuk melatih percaya diri anak dan menjadi motibasi orang tua untuk terus memantau perkembangan anak.
“Kemarin saya sudah ikut tingkat kecamatan. Lalu, mewakili kecamatan untuk tingkat kota,” kata Laksmina.
Menurutnya, selama ini upaya Dinkes Kota Semarang untuk menekan gizi buruk dan memberikan perhatian kepada anak dan ibu sudah cukup baik. Berbagai penyuluhan rutin dilaksanakan sepweri penyuluhan ibu hamil dan penyuluhan tumbuh kembang anak.
“Upaya dari Dinkes sudah bagus. Tinggal bagaimana upaya orang tua agar anaknya jangan sampai menderita gizi buruk,” tambahnya. (ksm)