Semarang, UP Radio – Pedagang Pasar Jatingaleh mengeluhkan turunnya omzet jualan mereka akibat adanya fly over. Apalagi pembangunan fly over tersebut tidak dilengkapi jembatan penyeberangan orang (JPO).
“Omzet jadi turun sampai 50 persen karena fly over tidak dilengkapi JPO. Kenapa tidak dipikirkan dari dulu saat pembangunannya,” ujar Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Pasar Jatingaleh, Raza Alfa (30/1).
Reza yang sudah berjualan di Pasar Jatingaleh sekitar 15 tahun menerangkan, adanya fly over yang tidak dilengkapi JPO itu juga beberapa kali menyebabkan kecelakaan. Bahkan beberapa di antaranya menelan korban jiwa.
Pihaknya berharap agar dibuatkan JPO di sekitar Pasar Jatingaleh untuk memudahkan akses warga, baik warga yang mau ke pasar maupun anak-anak sekolah.
“Kalau dulu sebelum ada fly over saya jualan sampai maghrib, tapi sekarang menjelang dzuhur saja sudah sepi. Pedagang dan masyarakat sekitar berharap dibangunkan JPO agar lebih aman,” imbuh pedagang sembako tersebut.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kota Semarang, Danur Rispriyanto mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan ini. Meski termasuk benda cagar budaya (BCB), Pasar Jatingaleh tidak masuk dalam prioritas pasar yang akan direvitalisasi oleh Pemkot dalam beberapa tahun yang akan datang.
Pihaknya tetap mendorong pemkot untuk melakukan perbaikan pasar-pasar rakyat. Di era serba modern ini, fasilitas pasar juga harus lebih baik. Pasar rakyat harus lebih higienis dan bersih, serta dilengkapi akses penunjang dan fasilitas umum yang mewadahi.
”Bila tidak ada pembenahan, pasar rakyat akan ditinggalkan. Masyarakat akan memilih swalayan modern untuk mencari barang kebutuhannya. Karenanya, kami dorong agar pemkot merevitalisasi pasar,” tandasnya. (Ksm)