Semarang, UP Radio – Sejumlah kru armada Trans Semarang mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran yang diselenggarakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) di pool Trans Semarang, Mijen, pada Kamis, 14 November 2024.
Pelatihan ini diberikan untuk mencegah kejadian kebakaran armada seperti yang menimpa armada di koridor 8 terbakar di Cepoko Gunungpati pada Rabu, 13 November 2024.
Kepala BLU Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto, menyatakan bahwa pelatihan ini adalah tindak lanjut dari insiden kebakaran armada tersebut.
“Kami mendatangkan tim teknis dari Damkar supaya kejadian kemarin jadi yang pertama dan terakhir. Dengan pelatihan ini, teman-teman tahu dasarnya ketika menemui percikan api. Jadi, tidak lari, dan tahu bagaimana mitigasinya,” ujar Haris.
Pihaknya mendatangkan tim teknis dari Dinas Damkar untuk memberikan edukasi pemadaman kepada para pramudi dan petugas tiket armada (PTA). Dengan pelatihan ini, mereka akan paham teknik dasar pemadaman.
Haris menyebut, ada 80 peserta yang mengikuti pelatihan yang terdiri dari pramudi dan PTA. Pramudi yang mengikuti pelatihan berasal dari koridor 3, koridor 4, koridor 8, dan feeder 1. Sedangkan, PTA berasal dari koridor 4 dan koridor 8.
“Drivernya ini yang satu managemen dengan koridor 8 yaitu koridor 3 4, 8, dan feeder 1. Sedangkan, PTA dari koridor 4 dan 8. Insyaalah, kami akan lakukan semua koridor,” jelasnya.
Haris menambahkan bahwa armada Trans Semarang sebenarnya telah dilengkapi dengan dua alat pemadam api ringan (APAR) sesuai dengan standar operasional prosedur.
Namun, ia menyadari bahwa dalam situasi panik, banyak orang yang tidak tahu cara menangani percikan api. “Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap pramudi dan petugas tiket memiliki pengetahuan yang cukup untuk menggunakan APAR dan melakukan pemadaman sebelum api membesar,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Damkar, Ade Bhakti Ariawan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebakaran yang menimpa armada koridor 8 dan memberikan saran untuk segera melatih kru bus dalam penanganan awal api.
“Jika melihat api kecil, jangan panik dan lari. Api dapat ditangani dalam waktu tiga menit, terutama jika sumbernya kecil,” jelasnya.
Ade juga menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang pemadaman kebakaran, baik di dalam kendaraan maupun di bengkel, untuk mencegah terjadinya kebakaran.
“Kami harap pelatihan ini tidak hanya di koridor yang habis kejadian, tapi semua koridor. Kami juga rutin pelatihan serupa ke masyarakat, LPMK, dan sebagainya,” terangnya.
Melihat dokumentasi pemadaman yang dilakukan oleh tim Damkar pada armada Trans Semarang yang terbakar, Ade mengatakan, apar belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Dia menyebut, ada dua apar di dalam armada. Namun, baru satu apar yang digunakan untuk pemadaman.
“Saya lihat foto di pemadaman kemarin, di bus sudah ada apar. Ada dua apar tersedia, yang digunakan hanya yang di depan. Mungkin kepanikan wajar, kami paham. Penting nyawa terselamatkan. Alhamdulillah, nggak ada korban,” tuturnya.
Dia menekankan, keberadaan apar sangat penting. Apar pun memiliki jenis yang beragam. Menurutnya, apar di Trans Semarang pun sudah sesuai.
“Pak supir tahu ada apar, tapi kondektur panik langsung lari. Padahak, apar untuk pencegahan tiga menit awal supaya tidak meluas,” tambahnya. (ksm)