Semarang, UP Radio – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang mendorong sebanyak 177 kelurahan untuk aktif menyusun Profil Desa/Kelurahan (Prodeskel) dan Evaluasi Perkembangan Desa/Kelurahan (Edeskel). Keberadaan Prodeskel sangat penting karena menjadi sumber data di tingkat desa atau kelurahan.
Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, Hernowo Budi Luhur, menjelaskan bahwa data pokok terkait pemerintahan kelurahan tersimpan dalam Prodeskel. Oleh karena itu, penting bagi pemangku wilayah di tingkat kelurahan untuk melengkapi profil masing-masing wilayah.
“Bimbingan teknis (bimtek) ini sangat penting karena data awal diambil dari Prodeskel dan Edeskel. Bimtek ini harapannya dapat mendorong teman-teman kelurahan untuk secara aktif, dinamis, dan tepat waktu mengisi Prodeskel dengan baik,” papar Hernowo.
Hal ini ia sampaikan usai membuka Bimbingan Teknis Penyusunan Prodeskel dan Pengisian Aplikasi Edeskel di Balai Kota Semarang.
Ia menambahkan bahwa keaktifan perangkat kelurahan harus terus di dorong. Di banyak wilayah di Indonesia, pemangku wilayah sering kali kurang aktif dalam mengisi Prodeskel terkait pembaruan data yang dinamis.
“Perlu dorongan semangat agar mereka mampu mengisi profil data dengan baik, terutama data dinamis seperti kependudukan, mata pencaharian, dan mutasi kependudukan. Hal-hal ini perlu diperbaiki dan disempurnakan secara berkala,” jelasnya.
Hernowo mengakui bahwa Prodeskel cukup rinci, mencakup data seperti luas tanah, wilayah, demografi penduduk, mata pencaharian, dan UMKM.
Sementara itu, Plt. Kepala DP3A Kota Semarang, Noegroho Edy Rinanto, menambahkan bahwa meskipun kelurahan sudah mulai mengisi Prodeskel, kualitas profil yang dihasilkan masih berkisar antara 70 hingga 80 persen.
“Banyak yang kurang paham mengenai apa saja yang harus di isi. Pengalaman dari kelurahan Pudakpayung yang menjadi juara nasional menunjukkan beberapa poin di isi. Namun ada juga yang masih kurang lengkap,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa mengisi profil kelurahan memerlukan waktu yang tidak singkat, khususnya untuk data kependudukan yang harus disusun secara detail. Prodeskel ini juga belum terintegrasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), menyebabkan penginputan data dilakukan secara manual.
“Noegroho menekankan pentingnya Prodeskel sebagai ujung tombak data di kelurahan. Semua kelurahan harus memiliki profil yang jelas dan terperinci,” ujarnya.
“Selama ini, banyak lurah bingung mengenai apa yang harus diisi. Perlu adanya kecakapan digital agar data yang tersimpan dapat diakses dengan mudah. Kelengkapan Prodeskel juga menjadi syarat penting dalam lomba kelurahan yang dipantau langsung dari pusat,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, DP3A Kota Semarang berharap dapat meningkatkan kualitas data dan memberdayakan masyarakat di setiap kelurahan, menciptakan dasar yang kuat untuk pengembangan daerah. (ksm)