Harga Produksi iPhone Cuma 10 Dolar? Gita Wirjawan Kembali Bikin Heboh!

Gita Wirjawan bikin heboh dengan pernyataan harga produksi iPhone cuma 10 dolar. Benarkah? Yuk, kita bongkar faktanya!

Baru-baru ini, pernyataan Gita Wirjawan kembali viral. Mantan Menteri Perdagangan ini menyebutkan bahwa harga produksi satu unit iPhone hanya sekitar 10 dolar. Ya, cuma 10 dolar! Tapi, benarkah harga itu cuma segitu? Apa mungkin ponsel yang kalian beli dengan harga belasan juta itu hanya berbiaya produksi recehan? Mari kita bongkar bersama!

Pertama-tama, perlu diluruskan. Angka 10 dolar yang disebutkan Pak Gita sebenarnya bukanlah total biaya produksi. Itu hanya biaya perakitan yang dilakukan oleh Foxconn, pabrik yang merakit iPhone di Cina. Jadi, biaya tersebut cuma mencakup ongkos untuk merangkai semua komponen jadi sebuah iPhone utuh, bukan harga total komponen yang digunakan.

Sob, iPhone itu bukan hanya tentang layar dan casing. Ada banyak komponen mahal yang bikin harga produksinya naik. Contoh paling simpel, layar OLED yang digunakan iPhone. Biaya buat beli layar OLED dari Samsung aja bisa di kisaran 25 sampai 30 dolar. Itu baru layarnya aja, belum lagi chipset, baterai, kamera, dan berbagai komponen canggih lainnya. Jadi, anggapan bahwa iPhone cuma butuh 10 dolar buat diproduksi ya, jelas salah kaprah.

Advertisement

Kalau mau lebih akurat, coba kita intip riset dari Nikkei Research. Menurut mereka, biaya suku cadang untuk memproduksi iPhone 15 Pro ada di angka sekitar 558 dolar. Bandingkan dengan iPhone 14 Pro yang biayanya sekitar 501 dolar. Lumayan jauh, kan? Tentu saja, ini masih masuk akal mengingat perkembangan teknologi yang disematkan pada produk terbaru.

Sekarang, kenapa harga jual iPhone bisa melonjak jauh dari biaya produksi? Ingat, Apple nggak cuma jual barang, tapi juga jual status dan tren. Beli iPhone itu bukan cuma beli ponsel, tapi beli pengalaman dan gengsi. Kalian yang pakai iPhone seri terbaru pasti tau, ada rasa “gue lebih update dari kalian” yang bikin puas, kan?

Selain itu, salah satu komponen terbesar dari harga iPhone adalah biaya riset dan pengembangan. Kalau Apple cuma merakit ponsel dari komponen yang udah ada tanpa inovasi, harganya mungkin nggak bakal setinggi itu. Tapi, tanpa inovasi, apa kalian bakal tetap setia beli iPhone? Tentu nggak. Justru riset yang bikin teknologi mereka selalu ada di depan, yang bikin produk mereka selalu dilirik orang.

Sebagai perbandingan, Samsung juga punya produk premium seperti Galaxy S24 dan Galaxy Z Fold 6. Meski spesifikasinya nggak terlalu melonjak, mereka berhasil menarik perhatian konsumen dengan optimalisasi teknologi Galaxy AI. Intinya, inovasi itu mahal, tapi konsumen tetap setia kalau hasilnya memuaskan.

Tapi nggak bisa dipungkiri, harga iPhone memang bikin banyak orang mengernyitkan dahi. Nggak heran kalau beberapa orang terpaksa beli iPhone bekas atau yang inter demi mendapatkan produk Apple dengan harga lebih murah. Padahal, ada risiko di baliknya. Banyak iPhone inter yang IMEI-nya disuntik, dan sering kali ponsel itu mati setelah beberapa bulan. Sialnya, banyak yang nggak sadar soal ini sampai terlambat.

Daripada maksa beli iPhone yang nggak sesuai budget, kenapa nggak coba Android premium aja? Dengan harga lebih terjangkau, performanya udah nggak kalah. Misalnya, Poco F6 di harga Rp5 juta bisa jadi pilihan terbaik. Dibandingkan dengan iPhone XR atau iPhone 11 bekas, jelas lebih aman beli hape Android baru yang lebih stabil dan performanya nggak kalah memuaskan.

Advertisement