Semarang, UP Radio – Financial Technology (Fintech) didorong masuk kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA). Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, upaya itu bisa diterapkan supaya semakin banyak orang yang tahu Fintech, termasuk siswa SMA.
Di negara Tiongkok, sudah tidak ada pembayaran secara tunai atau cash. Namun, pembayarannya bisa memanfaatkan e-money. Bahkan, ada lembaga keuangan bank dan nonbank yang kini bisa memberikan pinjaman.
”Fintech memang belum masuk kurikulum, tapi ada baiknya (kurikulum-red) itu diberikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng sudah menyiapkan regulasinya,” kata Direktur SDM dan Umum Bhinneka Life, Rully Safari disela-sela Literasi Perencanaan Keuangan bagi guru ekonomi pada SMA di Jateng.
Pembekalan literasi ini merupakan kerja sama OJK, Bhinneka Life, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi Jateng di SMA Karanturi.
Menurut Rully, literasi ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perencanaan keuangan. Selain Semarang, kegiatan literasi juga digelar di lima kota besar lain, yakni Yogyakarta, Bukittinggi, Surabaya, Bandung, dan Kediri. Total, literasi ini melibatkan 300 guru ekonomi.
”Kami ikut mendukung program OJK dengan menyampaikan literasi keuangan kepada para guru,” tandasnya didampingi Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 3 Jateng Martin Moses E Hutabarat.
Martin menegaskan, pentingnya pengelolaan keuangan di era perkembangan zaman yang cepat. Kini, masih sedikit masyarakat memahami mengenai asuransi atau pengelolaan keuangan. Masyarakat diminta hati-hati terhadap modus investasi dan jasa pelunasan yang justru jadi ancaman mereka yang ingin berinvestasi.
”Ada koperasi jual investasi emas secara online yang ternyata abal-abal, sudah banyak yang tertipu. Karenanya, kami ingin menyampaikan agar semuanya hati-hati terhadap modus ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua MGMP Ekonomi tingkat SMA di Jateng Ismawanto menilai literasi perencanaan keuangan ini sangat dibutuhkan diera revolusi industri 4.0.
Pengelolaan keuangan ini secara eksplisit belum masuk kurikulum, tapi dalam praktiknya sudah dimasukkan. Misalnya, siswa sudah dikenalkan industri jasa keuangan, asuransi, pegadaian, perbankan berkaitan literasi keuangan. (ksm)