Fenomena Bediding Tengah Terjadi di Wilayah Jawa, Bali, NTT, dan NTB

Semarang – Beberapa waktu ini, suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya. Begini paparan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Forecaster On Duty Stamer Ahmad Yani, Risca Maulida, menjelaskan beberapa waktu ini bagian Pulau Jawa terasa dingin karena adanya fenomena bediding pada musim puncak kemarau.

Fenomena bediding adalah fenomena di mana masyarakat merasakan dingin pada malam hari dan pagi hari.

Karena suhu udara lebih rendah daripada biasanya. “Fenomena bediding terjadi di wilayah Jawa, Bali, NTT, dan NTB,” katanya.

Ia menambahkan, pada pagi hari, suhu udara mencapai 22-27 derajat Celcius. Padahal, biasanya pada musim kemarau 25-30 derajat Celcius.

Pun demikian pada siang hari, suhu udara juga lebih rendah dari biasanya yakni 31-34 derajat Celcius.

“Siang ini saja masih 30 derajat Celcius, sehingga terasa lebih dingin,” katanya.

Selain itu, jika ada hujan pada malam hari karena merupakan faktor lokal. “Di wilayah tengah ini lebih tinggi curah hujannya,” ujarnya.

Fenomena Bediding diprediksi terjadi pada Juli – September 2024 yang merupakan puncak musim kemarau.

“Untuk saat ini juga matahari lebih jauh dari bumi dibandingkan biasanya,” ujarnya.

Kendati demikian, untuk kesehatan masyarakat tidak terlalu berpengaruh.

“Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada jika melakukan kegiatan di luar ruangan, selalu pantau info BMKG,” imbaunya. (rds)