Era Industri 4.0 Pengaman Harus di Level Data

Semarang, UP Radio – Tehnologi Informasi yang berkembang pesat dan mulai memasuki era industri 4.0 menuntut adanya perubahan paradigma pengamanan data bagi setiap pelaku industri dalam menyikapi perubahan tehnologi.

Di era industri 4.0 ini menjadikan dunia nyata dan dunia maya tak lagi sekedar berjalan paralel, tapi melebur jadi satu, dimana di semua sektor perekonomian akan dikendalikan melalui dunia maya. Berbagai sektor perekonomian antara satu dengan yang lain juga semakin terkait dan berhubungan.

Koordinator Forum Keamanan Siber & Informasi, Gildas Deograt Lumy mengatakan Kondisi itu, lanjut dia, seperti memasuki tol, bila uang elektronik bermasalah, maka tidak bisa masuk. Dari hal itu tampak bahwa antara industri keuangan, transportasi dan pendukung lainnya ini saling terkait.

Advertisement

 “Ancaman cyber crime pun saat ini sudah semakin tinggi yang berpotensi dapat merugikan dunia usaha jika tidak disikapi secara dini. Serangan cyber crime di era industri 4.0 tidak hanya mengancam pengamanan di level jaringan, tapi juga hingga ke level data,” ungkap Gildas Deograt Lumy, di sela Seminar Nasional Keamanan Siber dan Informasi ‘Mengamankan Industri 4.0 Indonesia’ di Hotel Aston Semarang, Rabu (24/10)

Gildas juga menuturkan saat ini pengamanan di level data masih sangat minim, dimana saat 85 persen pengguna IT masih menggunakan system pengamanan jaringan dan hanya sebagian kecil saja yang telah menerapkan pengaman hingga di level data.

“Mengantisipasi terjadinya ancaman ini setiap sektor usaha harus mulai beralih meningkatkan pengamanan ke level yang lebih tinggi, di level pengamanan data guna menghindari terjadinya peretas data,” jelas Gildas.

Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi pengamanan hingga level data mengingat hingga tahun 2017 lalu nilai transaksi Cyber crime mencapai US$ 1,7 T dan semakin meningkat jika tidak segera diantisipasi.

“Seluruh dunia saat ini sedang mencari arsitektur cyber yang bisa mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan cyber ini, dan saat ini kita telah menemukan metodenya dan membentuk ekosistem pengamanan utuk melawan ekositem cyber crime,” tegas Gildas.

Dia menambahkan, para arsitek keamanan siber harus benar-benar merubah pola pikir. Bagaimana mengembangkan infrastruktur pengamanan yang memungkinkan pengguna masih bisa tetap bertukar data dan dimanfaatkan dengan baik, tapi tidak dapat diretas. (shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement