Semarang, UP Radio – Politeknik Pekerjaam Umum (PU) Semarang menggelar seminar internasional, mengangkat tema, ‘Form Risk to Resilience: Collaborating for Effective Water Related Disaster Risk Mangement in Climate Change’ di auditorium Politeknik PU, Kamis (14/12/2023).
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia mengungkapkan salah satu pembahasan seminar adalah bagaimana mengendalikan sendimentasi sungai.
“Sebagan besar sungai di Jawa tengah memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi sehingga perlu penyusunan perencanaan program jangka pendek dan jangka panjang,” kata Bob.
Menurutnya untuk jangka pendek pihaknya meminta agar pemerintah daerah turut serta mengendalikan daerah run off atau limpasan permukaan agar tingkat sedimentasi di sungai tidak meningkat.
“Kalau pengerukan sungai ini jangka pendek. Jangka panjangnya kita tangani dari hulu seperti di Semarang ini kita rutin lakukan pengerukan sedimentasi karena terjadi pendangkalan sungai,” kata Bob.
Berdasarkan pendataan Kementerian PUPR, selama ini wilayah run off yang menjadi kewenangan dari pemerintah daerah banyak yang beralih fungsi
Bob mencontohkan alih fungsi yang banyak terjadi diantaranya lahan terbuka hijau yang beralih menjadi pemukiman atau perumahan.
“Kalau kita kewenangan hanya di dalam sungai saja atau DAS, Selebihnya diluar itu pemerintah daerah, makanya kita minta agar turut serta mengendalikan sedimentasi di sungai,” terang Bob.
Pengendalian sedimentasi ini sangat penting supaya alur sungai tetap terjaga dan tidak terjadi banjir tatkala musim hujan.
Disisi lain Kementerian PUPR juga sejauh ini telah melakukan upaya pengerukan sedimentasi di sungai yang mengalami pendangkalan.
Selain itu dari Ditjen SDA PUPR juga telah melakukan upaya pencegahan seperti kontruksi membangun sabuk DAM upaya menangkap sedimentasi.
“Kita sebatas dialam badan sungai, sedangkan sumber sedimen lebih atas lagi, seperti lahan sudah terbuka,” tambah Bob Arthur.
Sementara itu, Direktur Politekni PU, Thomas Setiabudi Aden menjelaskan seminar ini merupakan bagian dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Belanda dibidang perairan.
Politekni PU mengangkap ini untuk meningkatkan kompetensi bagi mahasiswa dan komunitas yang mencintai sumber daya airdan teknik keairan.
“Seminar ini kita lakukan secara Hybrid diikuti secara langsung oleh mahasiswa kami dan komunitas dari banyak Negara, mereka tidak bisa datang. Kita dukung program kerja PUPR dibidang keairan dan menyiapkan generasi muda penerus pembanguna infrastruktur di Indonesia,” kata Thomas. (shs)