Semarang, UP Radio – Hingga Pelaksanaan Property Expo Semarang ke-7 yang berlangsung 12 – 23 September 2018 di Mall Ciputra belum mampu mendongkrak angka penjualan property.
Kendati pengunjung pameran Property Expo Semarang ke-7 sangat banyak namun potensi penjualan belum menunjukkan peningkatan hingga penghujung acara Property Expo Semarang ke-7.
“Hasil yang didapat, potensi penjualan ada 17 unit. Jauh, sampai sekarang belum bisa dapat hasil sesuai yang diharapkan,” kata Ketua Panitia Property Expo Semarang, Dibya K Hidayat dalam laporan penutupan pameran Properti Expo Semarang (24/9).
Menurut Dibya berbagai strategi pemerintah sudah dilakukan termasuk diantaranya dengan menerbitkan program relaksasi aturan loan to value (LTV) juga belum mampu meningkatkan penjualan rumah.
“Dukungan sector perbankkan menjadi tumpuan untuk bisa mendukung pergerakan sector property dengan memacu kredit KPR yang kompetitif,” tuturnya.
Lebih lanjut Dibya menegaskan saat ini perlu adanya langkah yang lebih riil untuk menggairahkan penjualan property dengan kerjasama antar pengembang properti dengan perbankan, terutama dalam pemberian insentif dan bonus bagi para pembeli rumah.
“Kami akan lebih inten dengan perbankan untuk membuat suatu program yang lebih menggairahkan market. Nanti akan lebih banyak insentif, diskon yang riil, serta kemudahan – kemudahan lain karena market harus digairakan,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, rencana menaikan harga properti yang sempat dihembuskan beberapa waktu lalu belum bisa dilakukan melihat kondisi saat ini belum stabil.
“Rencana kamarin kan bulan September ini harga naik, dan ini belum memungkinkan (untuk menaikkan harga). Karena justru akan semakin memukul penjualan rumah komersial,” ucapnya.
Ditambahkan, bagi calon pembeli ini adalah waktu yang tepat untuk segera membeli rumah karena jika harga sudah naik maka sudah tidak bisa diturunkan kembali. “Ini kesempatan bagus bagi calon pembeli rumah,” pungkasnya. (shs)