Anak Muda Ciptakan Teknologi Pertanian lewat Urban Farming di Sekolah Nusaputera

Semarang, UP Radio – Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku bangga dengan ide brilian dan inovasi anak-anak muda di bidang pertanian. Hal ini disampaikan Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu usai melakukan Kick Off Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Jalan Karang Anyar No 574, Gabahan, Semarang Tengah, Rabu (25/10/2023).

“Saya mengapresiasi sekolah Nusaputera yang bisa memfasilitasi siswa untuk menelurkan ide brilian dan inovasinya di bidang teknologi pertanian,” katanya.

Mbak Ita, tampak tertarik dengan inovasi baru para siswa. Salah satunya, Apenta Phoenix. Di Sekolah Nusaputera, terdapat green house, tempat anak-anak belajar urban farming. Di sana terdapat tanaman selada, dan melon yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Advertisement

Di sinilah teknologi Apenta Phoenix, membuat kagum Mbak Ita. Teknologi ini merupakan pengatur suhu, yang apabila suhu di dalam green house lebih dari 37 derajat celcius maka secara otomatis akan menyemprotkan air dan menyiram tanaman.

“Ini urban farming yang begitu modern. Tadi ada hidroponik yang menggunakan teknologi Apenta Phoenix, yang jika suhu dalam ruangan panas akan ada sprayernya,” katanya.

Tak hanya itu, lanjutnya, ada teknologi sensor tanah juga yang dikembangkan di sekolah Nusaputera. “Sensor tanah ini bisa melihat pH atau unsur masam tanah. Secara otomatis sensor akan mengecek tanah kering, kemudian jika tanah kering maka air akan mengalir ke tanah melalui pipa-pipa,” jelasnya.

Di sini, lanjutnya, ada juga melon hidroponik. Mereka juga menggunakan sistem digital, dengan QRCode mengenalkan pengetahuan tanaman yang dipadukan dengan teknologi.

“Anak-anak diajari dari hulu ke hilir, mereka diajari menanam hingga mengolah makanan. Bahkan mereka menjual produk olahannya dengan beragam bahasa, ada bahasa Jawa, China, Bahasa Inggris,” imbuhnya.

Tak sampai di situ, ada juga penggunaan aplikasi MyNusaputera. Mereka menjual hasil olahan dan bisa pesan antarmelalui aplikasi. Menariknya, transaksi mereka menggunakan cashless dengan QRIS.

“Luar biasa penggunaan teknologi di sini. Jika dikembangkan lagi, ini bisa jadi laboratorium hidup dan percontohan sekolah lain. Bahkan bukan hanya anak-anak saja tapi kelompok tani, kelompok wanita tani, dan petani milenial bisa belajar di sini,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Nusaputera, Ridwan Sanjaya mengatakan, sekolah Nusaputera memiliki jenjang pendidikan dari Playgrup hingga sekolah tinggi.

“Kita juga punya sekolah menengah kejuruan yang ada bidangnya teknologi. Sehingga teknologi-teknologi yang diceritakan Bu Ita, merupakan pengembangan yang dilakukan SMK Nusaputera,” katanya.

Menurutnya, pengembangan teknologi ini merupakan kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, kolaborasi dengan PT Dunia Bayar Indonesia yakni perusahaan software dan menghasilkan aplikasi My Nusaputera.

“Kami mengajarkan dari sisi kewirausahaan agar berkembang, tapi juga dari sisi literasi. Literasi terkait urban farming, literasi terkait digital, termasuk keuangan digital. Sehingga anak-anak sudah mendapatkan pengetahuan itu sejak dari playgrup, TK, SD, SMP, SMA dan sekolah tinggi,” imbuhnya. (ksm)

Advertisement