Semarang, UP Radio – Kekerasan seksual pada anak usia dini akhir –akhir ini di kota Semarang semakin mengkhawatirkan masyarakat. Hal tersebut terjadi akibat dampak negatif dari penggunaan gawai di kalangan remaja. Pola asuh keluarga yang salah hingga komunikasi yang kurang maksimal.
Salah satu kasus menimpa anak TK di Kota Semarang yang mengalami kekerasan seksual pihak keluarga takut melaporkan ke pihak kepolisian. Kekurang pahaman orang tua mengajarkan bagaimana Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Dr Yovitha Y MPd, Desi Maulia MPsi Psi, dan Dr Dini R MPd untuk melakukan penelitian Pencegahan Kekerasan Seksual pada Bina Keluarga Balita. Penelitian yang didanai Ristekdikti tahun 2017 dan 2018.
Puncak penelitian adalah Diseminasi dihadapan kader BKB dan Posyandu di Kota Semarang. Diseminasi hasil penelitian pengembangan program bina keluarga balita dalam rangka Revitalisasi Posyandu untuk mencegah kekerasan seksual pada anak diselenggarakan di gedung PPs UPGRIS lantai 5 (12/9).
Dr Yovitha Yuliejantiningsih MPd di hadapan peserta menyampaikan cara berganti pakaian pada anak usia dini. “Jika berganti pakaian mintalah bantuan pada ayah, bunda, tante atau nenek. Pakailah pakaian yang sopan dan nyaman. Ketika akan berganti pakaian pastikan; tempat untuk ganti baju tertutup dan aman, kunci pintu, dan tutup jendela. Setelah mandi jangan lupa kenakan handuk kimono untuk perempuan dan handuk meneutup tubuh,” imbuh Yovitha.
Diseminasi ini merupakan rangkaian dari penelitian setelah uji coba kelompok kecil. Hadir Lusia Retno Listiani Ssos Kabid Ketahanan dan kesejahteraan kelas Disdalduk KB Kota Semarang.
Dr Dini menjelaskan produk penelitian tahun ini adalah modul. Adapun isi modul “Aku Bisa Menjaga Diri” panduan pencegahan kekerasan seksual pada anak merupakan produk dari penelitian yang dibiayai Ristekdikti 2017.
Pada modul terdapat bagaiamana mengebal jenis kelamin dan tubuhku, Mengenali sentuhan aman, berganti pakaian,mengahargai diri sendiri dan orang lain, keluarga dan orang-orang di sekitarku, dam apa yang harus dilakukan bila ada bahaya,” pungkasnya. (rls/shs)