BULOG Jateng Targetkan Penyaluran Bantuan Pangan Sebanyak 22.353 Ton

Demak, UP Radio – Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Tengah mulai Senin (11/9/2023) secara serentak menggelontorkan bantuan pangan beras yang diamanatkan oleh pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas). Seremoni penyaluran bantuan pangan beras pada tahap kedua ini dilakukan serentak seJateng dengan volume 52.160 Kg.

Wakil Pemimpin Wilayah Perum BULOG Jateng, Sri Muniati mengatakan, dari data Bapanas, pagu Bantuan Pangan Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 3.399.754 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Adapun untuk Perum Bulog Kanwil Jateng akan menyalurkan 2.235.378 KPM atau sejumlah 22.353.780 Kg beras secara bertahap.

“Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pangan Beras di Provinsi Jateng dilaksanakan mulai tanggal 11 September 2023 serentak di beberapa Kabupaten Kota di Jawa Tengah, seperti di Kab Demak, Kab. Rembang, Kab. Batang, Kab. Klaten, Kota Tegal, dan Kab. Sukoharjo. Dan hari ini, untuk seremoninya kami menyalurkan untuk Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Demak sejumlah 5.340 kg beras,” katanya, disela Seremoni Penyaluran Bantuan Pangan Beras di Kabupaten Demak, Senin (11/9/2023).

Advertisement

Dijelaskan, jumlah dan jenis beras yang disalurkan kepada setiap Penerima Bantuan Pangan (PBP) sebanyak 10 Kg/PBP/bulan dengan kualitas beras Medium. Adapun jadwal penyaluran Bantuan Pangan Beras dilaksanakan selama 3 bulan, dengan alokasi bulan September, Oktober dan November 2023.

“Mekanisme penyaluran Bantuan Pangan Beras ini disediakan oleh BULOG dalam kemasan 10 kg. Jadi, penerima Bantuan Pangan menerima Beras 10 kg setiap bulan selama 3 bulan,” jelasnya.

Menurutnya, melalui Bantuan Pangan Beras di tengah kondisi situasi harga beras yang masih stabil tinggi dan cenderung terus naik ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, khususnya masyarakat yang berpendapatan rendah.

“Hal ini sekaligus bertujuan mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran, sehingga kebutuhan pangan rumah tangga tercukupi dan berdampak kepada berkurangnya permintaan beras dipasar umum,” ungkapnya.

Berkurangnya permintaan beras di pasar, lanjutnya, akan mempengaruhi harga beras dan harga terkendali. Dengan begitu, inflasi dapat dikendalikan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat akan meningkat dan terjaga.

“Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak panik terhadap kenaikan harga beras, karena pemerintah terus melakukan upaya untuk menekan harga beras, dengan menjaga stok beras BULOG dan mendistribusikan kepada masyarakat, baik melalui bantuan pangan maupun operasi pasar,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Bapanas kembali melakukan program ‘Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah untuk Bantuan Pangan Tahap Kedua Tahun 2023’. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sasaran, khususnya beras, untuk mengurangi beban pengeluaran penerima bantuan pangan, sehingga permintaan beras di pasar berkurang guna mengendalikan inflasi khususnya komoditas beras.

Selain itu, bantuan pangan beras juga dalam rangka antisipasi, mitigasi, dan/atau pelaksanaan penanggulangan kekurangan pangan yang dapat berdampak pada terjadinya krisis pangan dan gizi, serta melindungi produsen dan konsumen dari dampak fluktuasi harga. (rls)

Advertisement