Semarang, UP Radio – Perum BULOG Wilayah Jateng hingga Kamis (7/9/2023) mencatat, jumlah stok beras di wilayahnya masih mencapai 203.851 ton. Jumlah tersebut terdiri dari stok operasional dan juga persediaan dalam perjalanan (PDP).
Pemimpin Wilayah BULOG Jateng, Ahmad Kholisun mengatakan, stok beras BULOG Jateng tersebar di 4 cabang, yakni di wilayah Semarang, Pati, Surakarta dan Pekalongan. Adapun jumlah stok yang tersedia masih sangat mencukupi cukup untuk kebutuhan pangan di Jateng selama 6 bulan ke depan atau sampai awal tahun 2024.
“Stok beras BULOG ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran beras lewat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), cadangan bencana alam, dan juga untuk penyaluran bantuan pangan pemerintah,” katanya.
Ditambahkan, stok beras BULOG Jateng diperoleh dari pengadaan dalam negeri dan impor. Namun demikian, BULOG Jateng tetap mengutamakan pengadaan dalam negeri terlebih dahulu.
“Untuk penyerapan beras dalam negeri di wilayah BULOG Jateng sepanjang tahun ini sudah mencapai 124.000 ton, dan sampai saat ini, pengadaan masih terus beralan. Namun demikian, saat ini volume pengadaan dalam negeri diakui sangat mengecil, ini karena faktor perkembangan harga di lapangan yang cukup tinggi,” imbuhnya.
Terkait program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Ahmad Kholisun mengaku, sampai saat ini program yang ditujukan untuk mengendalikan harga beras di pasaran masih terus berlangsung. Dari program SPHP yang dilakukan sepanjang Januari hingga September 2023 ini telah terealisasi 64.000 ton.
“Saat ini sesuai ketetapan dari Badan Pangan Nasional beras SPHP dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.950/kg dari gudang BULOG. Kalau dikirim sampai ke pedagang pengecer harga jualnya bisa Rp10.200/kg, itu karena ada komponen biaya distribusi atau angkutan. Dan pedagang menjual ke konsumen harus sesuai maksimal HET,” tukasnya.
Dijelaskan, beras SPHP dijual di seluruh Jateng melalui pasar – pasar tradisional. Sedikitnya ada 133 pasar sasaran SPHP dengan jumlah pedagang 538.
“Di samping melalui pedagang pasar BULOG juga menyalurkan beras SPHP lewat RPK, PPK, dan ritel modern, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui gerakan pangan masyarakat,” jelasnya.
Ahmad Kholisun menuturkan, untuk pedagang pasar yang menyalurkan beras SPHP, adalah pedagang yang telah ditetapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan atau Diseprindag setempat. Namun pada intinya, pedagang tersebut harus bersedia untuk jual beras SPHP sesuai dengan HET dan menjual langsung ke konsumen, bukan ke pedagang.
“Pedagang beras SPHP harus membuat pernyataan yang intinya siap menjual dengan HET dan langsung jual ke konsumen bukan pedagang,” tuturnya.
Sementara itu, terkait bantuan pangan pemerintah, Ahmad Kholisun menegaskan jika BULOG Jateng telah siap melaksanakan. Dari stok beras yang ada, BULOG Jateng sendiri telah siap untuk melakukan penyaluran bantuan pangan pemerintah, yang rencananya akan dilakukan mulai pekan depan.
Menurutnya, data Badan Pangan Nasional mencatat, di Jawa Tengah ada 3.574.715 keluarga penerima manfaat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.358.977 penerima manfaat berada di bawah wilayah distribusi BULOG Jateng, dan sisanya akan dipenuhi oleh BULOG Jogja.
“Untuk bantuan pangan pemerintah, masing-masing penerima manfaat akan mendapatkan beras 10 kg, sehingga kebutuhan beras untuk program tersebut mencapai 23.589,7 ton per bulan, dan akan disalurkan 3 bulan, dengan total 70.769 ton beras,” pungkasnya.(rls)