Papua, UP Radio – 292 desa dari 415 desa yang tersebar di Papua dan Papua Barat telah selesai di survei oleh tim Ekspedisi Papua Terang PLN, sejak 28 Juli lalu.
415 desa yang terbagi dalam 5 posko meliputi Jayapura, Timika, Merauke, Wamena dan Nabire rencananya akan diselesaikan selama dua bulan.
Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik mengungkapkan kinerja Tim Ekspedisi Papua Terang sangat baik untuk mempercepat kelistrikan di Papua.
“Berkat dukungan perangkat digital map dari LAPAN, dalam sepekan sejak tiba di Papua, tim sudah mensurvei lebih dari 50 persen des – desa yang ditargetkan, Jumlah desa ini terus berkembang sesuai dengan kondisi di lapangan. Mengingat ada pula desa yang mengalami pemekaran,” Ujar Ahmad Rofik.
Kondisi geografis dan sosial di Papua menjadi tantangan bagi tim selama melaksanakan survei. Misalnya untuk mencapai salah satu desa di Kabupaten Lanny Jaya, Tim Ekspedisi yang terdiri dari Mahasiswa, Pegawai PLN Pendamping, Anggota TNI AD, maupun perwakilan pemerintah lokal, harus melalui jalanan darat sekitar 4 jam dari Posko Wamena menuju Ibu Kota Tiom.
Menurutnya Jalan yang dilewatipun sebagian merupakan tanah basah yang sulit dilalui oleh kendaraan bermotor.
Selanjutnya perjalanan dari Tiom ke desa-desa hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena harus melalui jalan setapak, jalur gunung maupun sungai. Setelah 3 jam tim pun tiba di salah satu desa di Kecamatan Wiringgambut yang memiliki jumlah penduduk sekitar 350 orang.
“Kami mengupayakan agar survei ini dapat memperoleh data akurat sehingga dapat mempercepat pembangunan infrastuktur kelistrikan masyarakat disana,” tambahnya.
Sementara itu Mahasiswa ITB anggota Tim Espedisi Papua Terang dari Posko Wamena Hamzah Imanul Haq menceritakan, selama melaksaanakan survei, setiap peseta juga belajar mengenal kehidupan masyarkat di Papua. Ia juga menyebutkan bahwa seluruh tim bekerja dengan kompak dan saling membantu.
“Masyarakat pegunungan Wamena ramah dan terbuka sehingga survei berjalan baik. Kami juga dipersiapkan segala perlatan dan biaya hidup sehingga fokus kami dapat terarah dengan baik untuk ekspedisi ini,” kata Hamzah.
Selain kondisi demografi, tim juga mensurvei titik koordinat desa dan potensi energi baru terbarukan di desa tersebut. Seperti potensi pembangkit hydro dari sungai maupun pontesi energi surya.
Hasil survei ini akan diolah kembali hingga akhir September menjadi gambar desain dan rincian kebutuhan material untuk setiap sistim kelistrikan desa yang akan dibangun.
Rasio desa berlistrik di Papua dan Papua Barat saat ini baru mencapai 30,39%.
Di tahun 2018, PLN telah berhasil melistriki sekitar 51 desa di Papua. Untuk itu PLN akan terus berupaya mempercepat pembangunan listrik desa di wilayah Indonesia timur tersebut untuk mencapai target 1.216 desa.
Ekspedisi Papua Terang ini melibatkan sekitar 500 peserta yang terdiri dari Mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Cenderawasih (Uncen); pegawai PLN; maupun Anggota TNI AD.
Program ini merupakan wujud nyata bersinergi PLN bersama dengan stakeholders untuk mewujudkan percepatan pemerataan pembangunan di Indonesia Timur, khususnya elektrifikasi di desa-desa. (rls/shs)