OJK KR 3 Gelar Program Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Ponpes Al-Faddlu Kendal

Kendal, UP Radio – OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY menggelar acara Kegiatan Edukasi Keuangan kepada para santri dan alumni Pondok Pesantren Al Fadlu Kabupaten Kendal.

Kepala OJK Regional Jawa Tengah dan DIY, Sumarjono menyatakan Kegiatan edukasi bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya keuangan syariah, kepada masyarakat Jawa Tengah terutama para santri dan masyarakat desa.

“Kegiatan literasi dan inklusi dilakukan agar masyarakat dapat memahami lembaga keuangan yang legal dan ilegal contohnya pinjaman online ilegal. Agar terhindar dari hal tersebut, pastikan sebelum membeli produk dan layanan jasa keuangan ingat 2 L, yaitu legal dan logis. Legal berarti memiliki perizinan dari otoritas yang berwenang dan logis berarti produknya masuk akal dan tidak berindikasi penipuan,” kata Sumarjono.

Advertisement

Kegiatan edukasi yang dihadiri 1.000 santri dan masyarakat desa ini juga diharapkan dapat turut meningkatkan pengembangan ekonomi syariah yang masih memiliki sejumlah tantangan, diantaranya tingkat literasi (indeks pengetahuan) dan tingkat inklusi (indeks akses) keuangan syariah yang masih rendah.

Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan syariah masyarakat Jawa Tengah Tahun 2022 tercatat sebesar 18,96% dan 15,06%, masih jauh dari tingkat literasi dan inklusi keuangan Jawa Tengah secara umum yakni sebesar 51,69% dan 85,97%.

“Disisi lain, Indonesia memiliki berbagai potensi untuk pengembangan keuangan syariah karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam (86,91%) dan populasi muslim di Indonesia sebanyak 237,5 juta jiwa menjadi yang paling banyak di dunia,” tambah Sumarjono.

Selain itu, perkembangan nilai transaksi ekonomi syariah berpotensi untuk ditingkatkan. Menurut Global Islamic Economy Report, Sektor halal finance Indonesia menduduki rangking 10 di dunia, halal travel rangking 4 dan halal fashion ranking 2. Sedangkan Untuk Halal Food, Media dan Farmasi, Indonesia belum masuk dalam rangking 10 besar dunia.

Pada acara tersebut, pemilik pondok pesantren H Alamudin Dimyati Rois yang juga menjabat anggota Komisi XI DPR RI, meyampaikan bahwa pondok pesantren melalui santri dan alumni harus bersinergi dengan lembaga negara dalam hal ini OJK dan Kementrian Desa serta IJK untuk berkontribusi dalam pembangunan desa untuk meningkatkan perekonomian Jawa Tengah.

“Desa tetap memerlukan pendamping yang profesional untuk meningkatkan perekonomian”, kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, yang juga hadir pada acara sebagai narasumber.

Kegiatan edukasi perlu dilakukan secara continue dengan berkolaborasi bersama pemerintah daerah maupun stakeholders lainnya, sehingga literasi dan inklusi Keuangan, serta pengembangan ekonomi syariah di Jawa Tengah terus meningkat. (shs)

Advertisement