Partisipasi Politik Kaum Muda di Jawa Tengah Capai 90,3 Persen

Semarang, UP Radio – Generasi muda di Jawa Tengah (usia 17-39 tahun) dinilai memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap kontestasi politik. Mereka juga terlihat menunjukkan antusiasme tinggi untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024 mendatang.

Hasil survei AKSARA Research and Consulting melaporkan tingkat partisipasi kaum muda dalam Pemilu di Jawa Tengah mencapai 90,3 persen.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi Golkar, Padmasari Mestikajati mengatakan, memang sudah saatnya anak muda terlibat dan mengambil bagian dalam pembangunan melalui jalur politik praktis.

Advertisement

Meski masih pasif, lanjut dia, sekarang sudah banyak generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap politik.

“Sekarang sudah semakin banyak yang aware, walaupun pasif sebagai pemilih dan kontrol melalui media. Semoga kedepan semakin banyak juga yang tergerak ambil bagian,” ujar dia di Hero Coffe Indonesia, Kota Lama, Semarang Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPW PSI Jawa Tengah, Yuli Zuardi Rais menyambut baik antusiasme generasi muda di Jawa Tengah terhadap politik dan Pemilu 2024. PSI berkomitmen mewadahi antusiasme itu dan menjadikan generasi muda sebagai tonggak utama perubahan bangsa.

“PSI siap menampung partisipasi politik anak muda di Jawa Tengah dan berkomitmen untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi pelanjut pembangunan bangsa,” ucapnya.

Yuli menambahkan, PSI di Jawa Tengah diisi oleh anak-anak muda potensial yang memiliki kepedulian tinggi terhadap politik dan kebangsaan. Menurut dia, keberlanjutan kehidupan bangsa dan negara Indonesia ditentukan oleh generasi muda sebagai pelanjut angkatan.

“Kami mengajak kepada anak-anak muda, khususnya di Jawa Tengah, untuk mulai memikirkan dan menata masa depan bangsa Indonesia agar tidak jatuh kepada orang-orang yang salah,” imbuhnya.

Hanya saja, meski memiliki tingkat partisipasi elektoral yang cukup tinggi tetapi mereka belum berminat untuk terlibat dalam partai politik. Generasi muda lebih memilih berkontribusi di luar aktivitas politik praktis.

Direktur Eksekutif AKSARA Research and Consulting, Hendri Kurniawan menuturkan, ada 89,6 persen responden yang tidak berminat menjadi anggota parpol.

“Ini tentu saja menjadi tugas tersendiri bagi parpol untuk menggaet anak muda agar tertarik masuk ke dalam partai politik,” tukasnya.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PDI Perjuangan, Danie Budi Tjahyono menilai dinamika politik di masyarakat, khususnya di kalangan anak muda masih terus berkembang.
Sehingga masih ada kesempatan bagi parpol untuk melakukan edukasi politik atau serangkaian program yang mampu merubah pandangan generasi muda.

“Survei hanya memotret kondisi saat ini, di dalam masyarakat masih ada dinamika, ke depan masih banyak kesempatan untuk melakukan edukasi,” tambahnya.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (UNDIP) Adi Nugroho menegaskan, meski partisipasi politik anak muda cukup tinggi, namun hal itu juga masih rentan mengalami pergeseran.
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan pengecekan lanjutan secara berkala hingga pelaksanaan Pemilu 2024 nanti.

“Karena di kalangan anak muda juga ada tren mereka mementingkan cuan berorientasi pada usaha dan bisnis yang mendatangkan pundi pundi kesuksesan finansial,” katanya.

Survei AKSARA dilakukan pada 15-25 Januari 2023 terhadap 800 orang responden di Provinsi Jawa Tengah berusia 17-39 tahun. Mereka masuk kategori milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012).

Penarikan sampel dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 3,46 persen. (ksm)

Advertisement