Semarang, UP Radio – Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Semarang akan memiliki sebuah mobil laboratorium (mobil lab) yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan pengawasan pangan di Kota Semarang .
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramushinto mengatakan selama ini pihaknya melakukan pengawasan makanan secara manual dengan mendatangi sekolah-sekolah dasar dan pasar tradisional.
Pihaknya selama satu minggu paling tidak mendatangi lokasi seperti sekolah atau pasar satu atau dua kali saja.
“Selama ini manual. Kita datangi seminggu sekali atau dua kali. Jadi kita membawa alat-alat tes dan kita gelar di pasar lalu kita ambil sampel,” kata Bambang saat ditemui di kantor dinasnya, Jumat (3/2/2023) kemarin.
Bambang berharap setelah adanya mobil lab ini maka upaya pengawasan makanan ditempat umum bisa lebih sering dilakukan. Pasalnya semua perlengkapan untuk menguji bahan makanan sudah tersedia dengan lengkap didalam mobil lab.
“Jadi jika ada mobil laboratorium maka sewaktu-waktu bisa bergerak lebih cepat berpindah dari satu objek ke objek lain supaya pengawasan pangan di tempat-tempat ini relatif baik,” bebernya.
Mobil lab yang rencananya akan dilaunching saat hari jadi Kota Semarang pada 2 Mei mendatang menghabiskan anggaran dari APBD Kota Semarang sebesar Rp 1 miliar. Biaya ini digunakan untuk pembelian fisik mobil beserta perlengkapannya dan juga untuk biaya operasional.
Bambang mengaku setelah nantinya ada mobil lab, dalam sehari akan ditargetkan untuk melakukan pengawasan makanan di lima hingga tujuh lokasi tempat umum. Bahkan nantinya tidak hanya di sekolah-sekolah dan pasar tradisional saja, melainkan bisa menyasar ke pusat-pusat kuliner.
“Sasaran kita akan lebih luas nantinya bisa sampai ke sentra kuliner. Sehari bisa 5-7 lokasi yang kita datangi.
Bambang menyebut sejauh ini temuan yang paling banyak adalah makanan yang mengandung formalin, boraks dan pewarna tekstil. Temuan tersebut biasanya ditemui pada penjual makanan di depan sekolah-sekolah dasar. Melalui temuan tersebut, pihaknya melakukan sosialisasi kepada pedagang, anak-anak hingga orang tua untuk waspada saat membeli makanan diluar.
“Di SD-SD itu banyak temuan jajanan berformalin sampai ada pewarna tekstil. Kami himbau orang tua juga mengingatkan anak-anak hati-hati kalau jajan. Tapi sejauh ini kualitas pangan di kota semarang sudah semakin meningkat. Tapi kami tetap lakukan pengawasan makanan,” pungkasnya. (ksm)