Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan kunjungan wisatawan pada tahun 2023 ini hingga 7,2 juta pengunjung.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso. Disbudpar sudah mempersiapkan 35 kegiatan atau event besar selama satu tahun di 2023.
Pihaknya mengaku optimis, target yang ditetapkan untuk kunjungan wisata bisa terpenuhi pada masa pasca pandemi ini.
Pasalnya pada tahun 2022 yang masih masuk dalam masa pandemi, kunjungan wisata di Kota Lumpia ini bisa menembus 5,3 juta pengunjung.
“Cut off per 31 Desember 2022 itu kunjungan wisata sudah mencapai 5,3 juta. Pada akhir tahun kita terkena banyak bencana jadi memang kurang maksimal tapi tahun ini kita optimis bisa menembus target,” kata Wing, Rabu (25/1).
Pada tahun ini, lanjut Wing, sudah disiapkan 35 agenda besar yang diharapkan bisa menggaet wisatawan untuk datang ke Kota Semarang.
Sebut saja agenda besar seperti Semarang Night Carnival, Dugderan, Festival Kota Lama, Festival Cheng Ho hingga Semarang Flower Festival.
Tak hanya agenda besar namun Disbudpar juga telah menyiapkan agenda kecil yang juga bisa dinikmati para wisatawan.
Agenda-agenda akan diunggah di media sosial milik Disbudpar Kota Semarang. Wing menjelaskan nantinya event-event di Kota Semarang tidak hanya akan di fokuskan pada satu lokasi saja, namun akan diadakan di lokasi-lokasi menarik yang ada di Kota Semarang.
“Nanti agenda yang kecil-kecil akan kami informasikan di medsos agar masyarakat bisa tahu. Kami coba kemas dengan baik agar masyarakat bisa datang ke Semarang. Bukan hanya di Kota Lama, kami juga angkat semua lokasi,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan setiap bulannya di Kota Semarang harus memiliki agenda kegiatan yang bisa menarik wisatawan.
Tak hanya kegiatan yang memang sudah direncanakan namun kegiatan yang bersifat dadakan seperti Festival Jalanan Kota Lama pada Sabtu (21/1) lalu juga bisa dilakukan. Bahkan event seperti itu cukup mengundang banyak pengunjung untuk memadati Kota Lama.
“Kami harap event-event bisa tingkat nasional. Jangan hanya sekedar kegiatan. Contoh, di Kota Lama kemarin kolaborasi dengan kementerian. Walau persiapan mepet tapi jadi kegiatan yang luar biasa,” tuturnya.
Ita, sapaan akrabnya, menyebutkan kegiatan yang masuk dalam calender of event Kota Semarang memang hampir sama setiap tahunnya, namun ia meminta agar pengemasannya dilakukan dengan lebih baik lagi.
Ita juga berharap lokasi-lokasi yang belum tersentuh wisatawan atau karang ada wisatawan datang bisa digali lagi.
“Jadi bisa mengajak pihak ketiga untuk buat agenda yang kecil-kecil, misalnya festival gilo-gilo bisa digelar. Jadi, ini akan memunculkan multiplier effect,” bebernya.
Selain menyusun calender of event selama satu tahun, Ita meminta agenda-agenda tersebut disosialisasikan bahkan jika memungkinkan bisa bekerjasama dengan Disbudpar di seluruh Indonesia. Sehingga agenda yang ada di Kota Semarang bisa diketahui oleh masyarakat luas.
“Seperti tahun kemarin, wisatawan nusantara mencalai 5,1 juta atau sekitar 70-80 persen. Potensi wisatawan nusantara cukup besar. Kita harus bisa memberikan fasilitas yang luar biasa kepada wisatawan domestik,” pungkasnya. (ksm)