Semarang, UP Radio – Meski disebut tahun 2023 di sebagian negara didunia terjadi ancaman resesi, namun di Indonesia optimis akan tetap terjadi pertumbuhan ekonomi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut, ekonomi tahun depan masih disokong industri pengolahan makanan minuman sebagai tulang punggung. Diyakini, ekonomi tahun depan untuk di wilayah Jateng masih dianggap bagus.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Firdauz Muttaqin mengatakan di tengah situasi pandemi saat ini, ekonomi provinsi ini diyakini mampu tumbuh tinggi. Bahkan, akan terus berlanjut pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun depan.
“Pertumbuhan ekonomi Jateng selama 2022 mencapai 5,36 persen dan mengindikasikan jika pemulihan ekonomi di provinsi ini terus berlanjut yang didukung pelaksanaan program vaksinasi dan implementasi berbagai program stimulus,” kata Firdauz saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jateng di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (30/11).
Menurut Firdauz perekonomian Jateng sangat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi serta ekspor yang tumbuh positif selama tahun 2022.
“Kinerja konsumsi rumah tangga tetap kuat di tengah kenaikan harga BBM yang juga didukung pemerintah dan berbagai program yang digulirkan pemerintah Jawa Tengah bersama Kantor Perwakilan BI Jateng,” terang Firdauz.
Firdauz meyakini di tahun 2023, Sektor industri pengolahan makanan minuman di Jawa Tengah ini masih menjadi sektor utama yang menopang perekonomian dan juga sektor transportasi yang juga masih tumbuh positif,” kata Firdauz.
Bank Indonesia juga memprediksi tahun 2023 Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai kisaran 4,5-5,3 persen dengan inflasi yang diperkirakan masih tinggi di atas target sasaran nasional sebesar 3 persen plus minus satu persen yang dipicu ketidakpastian ekonomi global, dan kondisi geopolitik dunia yang belum stabil.
“Kami perkirakan sumber pertumbuhan ekonomi 2023 di Jawa Tengah lebih didorong karena permintaan domestik. Jawa Tengah punya potensi dan modal perekonomian yang besar dari sisi domestik,” pungkasnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen optimis di tahun depan perekonomian Jateng tetap meningkat seiring dengan masih banyaknya potensi yang bisa dioptimalkan.
Wagub juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan berbagai potensi lokal yang ada di Jateng. Hal itu, perlu dilakukan guna memperkuat ketahanan pangan dan energi, di tengah kondisi ekonomi global yang belum membaik.
“Kita harus memetakan apa saja penyebab inflasi dan yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah energi, baik itu solar, bensin, maupun pertalite itu yang mempengaruhi kenaikan komoditas di Indonesia,” kata wagub. (shs)