Semarang, UP Radio – Selain banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Ngaliyan dan Tugu, bencana alam berupa tanah longsor ternyata juga terjadi di Kecamatan Gunungpati, Minggu (6/11) lalu. Bahkan tanah longsor ini terjadi di tiga titik, takni di Kalisegoro, Sukorejo, dan Perumahan Green Wood.
Plt. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengaku telah melakukan peninjauan longsor di tiga titik bersama dinas teknis terkait. Dalam pantauannya di Kalisegoro Gunungpati, pihaknya menemukan banyak bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan, yakni berdiri diatas saluran air ataupun sungai.
“Ini kan membuat aliran air tidak lancar, dan berpotensi longsor. Nah kendala kami adalah kepemilikan tanah pribadi. Memang kendalanya adalah tanah itu milik pribadi atau perorangan sehingga diperlukan nantinya ada mekanisme pembagian tanahnya,” katanya saat ditemui usai meninjau longsor diperumahan Green Wood, Kamis (10/11).
Ita nama sapaannya, menerankan untuk longsor di Kampung Jawi Kelurahan Sukorejo, terjadi karena aliran sungai yang membelok dan menggerus tanah serta tanggul sungai. Adapaun sungai kripik yang ada di wilayah ini masuk dalam kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana.
“Penangannya diperlukan pembuatan bronjong, tapi ini kewenangan BBWS. Sementara kita beri penahan berupa trucuk bambu untuk penahan,” tambahnya.
Longsor juga terjadi di Green Wood, menurut Ita juga terjadi karena aliran Sungai Kripik dan berimbas pada fasulitas umum yang ada di perumahan elit tersebut. Sayangnya aset yang ada belum diserahkan ke Pemkot Semarang dan menjadi kendala.
Namun Mbak Ita mengaku akan mengejar untuk melakukan perbaikan, melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dari keterangan Kepala Disperkim, lanjut Ita, jika pengembang sudah tidak ada lagi, masyarakat bisa bersurat kepada Pemkot diketahui oleh Lurah.
“Kalau saat ini penanganan di perumahan Green Wood masih sementara dan kolaborasi antara BBWS, DPU dan Disperkim. Nanti akan dipasang bronjong 75 meter,oleh BBWS dan pemasangan trucuk akan dilakukan DPU dan Disperkim,” jelasnya.
Menurut dia, longsor di Kampung Jawi dan Perumahan Green Wood terjadi karena imbas dari aliran Sungai Kripik yang tidak lancar.
Dari pantauannya, aliran sungai tersebut cukup berkelok sehingga ketika debit air tinggi langsung menabrak tanggung ataupun menggerus tanah. Agar kejadian serupa tidak terulang, Mbak Ita meminta agar BBWS melakukan review aliran Sungai Kripik.
“Alternatif lainnya tentu sungainya dibikin lurus. Saya minta BBWS bisa melakukan review sungai ini mana yang rawan. Apalagi disini ada tempat wisata yakni Kampung Jawi,” pungkasnya. (ksm)