Investigasi Funsi Lahan Wilayah Atas Antisipasi Banjir di Ngaliyam

Semarang, UP Radio – Pemkot Semarang, DPRD Kota Semarang bersama jajaran Kodim 0733 dan Polrestabes Semarang tinjau Perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan yang porak poranda akibat terjangan banjir yang terjadi pada Minggu (6/11) sore.

Dalam tinjauan tersebut, Plh Walikota Semarang Iswar Aminuddin langsung menuju ke aliran sungai yang ada di Perumahan Wahyu Utomo.

Fasilitas umum, rumah warga hingga jalan pemukiman dipenuhi lumpur dan sampah. Tak hanya itu, akibat banjir bandang yang terjadi menyebabkan lima sepeda motor dan tiga mobil tersapu arus hingga masuk dalam DAS Sungai Beringin.

Advertisement

Menurutnya banjir yang menyapu Perumahan Wahyu Utomo dikarenakan sungai tak bisa menampung debit air.

“Hal itu mengakibatkan terjadinya banjir di wilayah Perumahan Wahyu Utomo hingga Mangkang,” paparnya saat meninjau lokasi banjir di Perumahan Wahyu Utomo, Senin (7/11/2022) siang.

Ia menjelaskan akan ada evaluasi terhadap fungsi lahan di wilayah atas Kota Semarang.

“Sebenarnya Sungai Beringin yang melintas dari wilayah atas ke Perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan hingga Tugu sudah ditentukan kapasitasnya dan bisa menampung debit air puluhan tahun. Jadi yang perlu diinvestigasi adalah, fungsi lahan di wilayah atas sehingga debit air tak bisa ditampung Sungai Beringin,” ucapnya.

Diterangkan Iswar, dalam hal penangan banjir Sungai Beringin, Pemkot Semarang sudah memiliki Detail Engineering Design (DED) bendungan air di wilayah atas tepatnya di Banyumanik atau aliran Sungai Ondo Rante.

“Namun anggaran untuk membangun bendungan cukup besar dan anggaran Pemda tidak mampu untuk membangun bendungan tersebut secara penuh. Jadi kami akan berupaya untuk menyampaikan ke Pemprov Jateng hingga Pemerintah Pusat untuk membantu dalam hal pembangunan bendungan,” jelas Iswar.

Ditambahkannya penanganan banjir di Perumahan Wahyu Utomo juga masih diupayakan oleh Pemkot Semarang.

“Logistik pangan, obat-obatan hingga perbaikan sementara tanggul di Perumahan Wahyu Utomo masih dilakukan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman saat ditemui di Perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan, menuturkan berbagai upaya sudah dilakukan dalam hal pengentasan banjir.

“Di Perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan juga telah dibangun talud, namun besarnya debit air dari wilayah atas tak mampu ditampung sungai dan meluap ke pemukiman di Perumahan Wahyu Utomo,” terangnya, Senin (7/11/2022).

Ia menyebutkan, dalam hal pengentasan banjir Pemkot Semarang terkendala dalam hal kewenangan terutama wilayah sungai.

“Karena hampir semua wilayah sungai merupakan kewenangan BBWS hal itu menjadi kendala untuk Pemkot Semarang saat hendak melakukan pembangunan,” paparnya.

Menyoal anggaran, Kadarlusman yang akrab disapa Pilus itu mengatakan Pemkot Semarang dan DPRD Kota Semarang telah menyiapkannya.

“Namun jika Pemkot Semarang bergerak membangun dan melakukan pembenahan aliran sungai pastinya akan dikomplain oleh BBWS karena sungai menjadi ranah mereka,” jelasnya.

Ia menuturkan, ke depan koordinasi bersama BBWS untuk memetakan wilayah mana yang harus ditangani Pemkot Semarang ataupun BBWS akan digelar.

“Hal itu perlu agar masyarakat tidak dirugikan karena luapan sungai, padahal banjir juga pernah terjadi di Perumahan Wahyu Utomo beberapa tahun lalu,” imbuhnya.

Pilus menambahkan, jangan sampai niatan baik dari Pemkot Semarang namun ditafsirkan berbeda oleh BBWS.

“Kalau DPRD Kota Semarang mendukung penuh berapapun anggaran untuk penanganan banjir,” tambahnya. (ksm)

Advertisement