Semarang, UP Radio – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah dan DIY mempertegas komitmennya dalam mendukung target Indeks Inklusi Keuangan Tahun 2024 sesuai arahan Presiden mengenai Strategi Keuangan Inklusif tanggal 28 Januari 2022 yang diterketkan sebesar 90%.
Berdasarkan survei OJK tahun 2019, tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk keuangan di Jawa Tengah tergolong masih rendah yakni sebesar sebesar 47,38%, namun sudah lebih tinggi dibandingkan dari Indeks Literasi Nasional sebesar 38,03%.
Sementara Indeks Inklusi atau ketersediaan akses produk Keuangan di Jawa Tengah sebesar 65,71%, tercatat lebih rendah dibandingkan Indeks Inklusi Keuangan Nasional sebesar 76,19% dan target inklusi keuangan tahun 2019 sebesar 75%, hal ini mencerminkan masih terdapat kelompok masyarakat yang belum dapat mengakses produk, jasa, layanan keuangan.
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa menyampaikan, OJK telah melakukan terobosan baru untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan yaitu melalui Edutainment, yaitu mengkombinasikan kegiatan literasi dan edukasi keuangan dengan penyediaan hiburan kepada masyarakat salah satunya melalui kendaraan SiMOLEK (Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan).
Kegiatan tersebut OJK lakukan melalui kolaborasi bersama pemerintah daerah dan Industri Jasa Keuangan, seperti salah satunya melalui program edukasi dan literasi keuangan dengan menggunakan kendaraan SiMolek Edutainment yang bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2022 yang hari ini kita lakukan di Pasar Johar, Kota Semarang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dan Bank BRI Kanwil Semarang.
Kegiatan SiMolek Edutainment ini akan OJK lakukan secara masif di berbagai wilayah se-Jawa Tengah dan dengan berbagai sasaran, tentunya dengan menggandeng pemerintah daerah serta industri jasa keuangan.
OJK dengan terbuka pula memberikan kesempatan bagi Industri Jasa Keuangan maupun Pemerintah Daerah yang berencana memanfaatkan penggunaan SiMolek ini untuk pelaksanaan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan di wilayah Jawa Tengah.
Selain itu, optimalisasi penggunaan SiMolek ini merupakan bagian dari komitmen OJK untuk memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat agar terhindar dari modus penawaran investasi bodong dan pinjol illegal.
Berdasarkan pengaduan yang berasal dari Layanan dan Kontak OJK Periode 1 Januari 2021 s.d. 16 Juni 2022 diketahui terdapat 5.523 pengaduan terkait investasi bodong dan pinjol illegal yang diterima di Jawa Tengah.
Kota Semarang menjadi yang terbanyak melaporkan pengaduan yaitu sebanyak 798 pengaduan (14,23%), diikuti oleh Kota Surakarta sebanyak 295 pengaduan (5,26%), Cilacap sebanyak 288 pengaduan (5,14%), dan Banyumas 214 pengaduan (3,82%) pungkas Aman.
Wakil Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan OJK bersama BRI melalui Simolek Edutaniment ini, terlebih kegiatan tersebut dilakukan langsung di tengah-tengah masyarakat yang memang dalam kesehariannya sering ditawari iming-iming oleh penawaran penawaran investasi bodong.
Ita berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan masif menjangkau daerah lainnya sehingga masyarakat semakin melek keuangan.