Cilacap, UP Radio – Memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 10 Agustus, Pertamina kembali melakukan pelepasliaran penyu di pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap pada Rabu (31/9) bersama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Tengah dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap. Kegiatan tersebut sudah dijalankan secara rutin setiap tahunnya sejak tahun 2019 dengan melepasliar 813 ekor penyu secara total.
Fuel Terminal Manager Maos PT Pertamina Patra Niaga Ahmad Zaeni yang hadir pada kegiatan tersebut mengungkapkan, kegiatan yang dijalankan merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Konservasi Fauna sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Fuel Terminal Maos yang berlokasi di Kabupaten Cilacap.
“Secara konsisten kami bersama lembaga terkait, di antaranya BKSDA Jawa Tengah, Kelompok pemerhati lingkungan dan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang merupakan kelompok binaan kami melakukan penyelamatan telur penyu hingga pelepasliaran di lautan bebas yang merupakan habitat asalnya,” ungkap Zaeni.
Dia menerangkan penyu yang dilepasliar merupakan penyu jenis Lekang (lepidochelys olivacea) yang termasuk ke dalam kategori terancam punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan termasuk dalam salah satu dari 6 jenis penyu dilindungi sesuai dengan Permen LHK No. 106 tahun 2018.
“Dari tahun jumlahnya terus meningkat, dimulai dari sebanyak 32 ekor kami lepasliar pada tahun 2019, kemudian 176 ekor pada tahun 2020, 311 ekor pada tahun 2021, dan tahun ini hingga bulan Agustus sebanyak 294 ekor,” imbuhnya.
Zaeni menjelaskan, selain kegiatan pelepasliaran penyu yang dijalankan setiap tahunnya, Pertamina juga melakukan pendampingan dan pembinaan kepada Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap melalui sejumlah kegiatan dan bantuan yang diberikan.
“Salah satunya adalah memfasilitasi pembangunan Pusat Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap yang difokuskan pada penyelamatan dari hasil evakuasi telur-telur penyu lekang. Pusat konservasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat ini juga memiliki manfaat sebagai pusat edukasi bagi masyarakat agar peduli dengan satwa dilindungi, serta kegiatan penyelamatan satwa dilindungi endemik lainnya yang berhabitat di area Taman Wisata Alam Gunung Selok” pungkasnya.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, merespon baik bantuan dan program yang dijalankan Pertamina. Menurutnya program tersebut telah menghidupkan ribuan ekor penyu yang dikembalikan ke habitatnya.
“Peran Pertamina sangat penting, menjadikan kawasan konservasi ini sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang penyu. Kami juga sering menerima kunjungan dari wisatawan umum, rombongan keluarga, anak-anak TK, akademisi sebagai lokasi penelitian dan beberapa diantaranya melaksanakan skripsi tentang pelestarian atau konservasi penyu di sini,” tuturnya.
Jumawan menambahkan Presiden Joko Widodo juga sempat melakukan pelepasliaran penyu di lokasi konservasinya pada 21 September 2021 yang lalu.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Pertamina, dengan adanya program ini kami kembali menghidupkan ikon wisata Cilacap, yaitu penyu,” pungkas Jumawan.
Dia menambahkan Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap juga membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk terlibat dalam perilisan penyu.
“Kegiatan perilisan penyu ini disebut dengan adopsi penyu. Perilisan untuk umum biasanya dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu dengan biaya adopsi penyu Rp 50.000/ekor untuk usia tukik 1 bulan, yang nantinya digunakan untuk pemenuhan kegiatan operasional pakan penyu yang cukup besar. Kegiatan adopsi penyu ini diinformasikan melalui platform Instagram dengan akun @konservasi_penyu_cilacap,” jelas Jumawan.
Secara terpisah, Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menuturkan pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina.
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pada poin 4 (Pendidikan Berkualitas), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 14 (Ekosistem Lautan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutup Brasto. (ptm)