Semarang, UP Radio – Program perbaikan dan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Semarang pada pertengahan tahun ini menunjukkan progres yang positif. Hingga saat ini, ada sekitar 7 ribu rumah yang sudah tertangani.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali menjelaskan jika program RTLH yang sudah berjalan realisasinya mencapai 50 persen.
Angka tersebut terdiri dari studi kelayakan, laporan masyarakat, pokok-pokok pikiran (pokir) yang didapat dari aspirasi anggota DPRD.
“Progresnya sudah mencapai 50 persen, mulai dari pokir hingga laporan bencana yang masuk langsung kita tindak lanjuti,” katanya.
Ali menerangkan tahun ini paket rehab RTLH di Disperkim ada 700 paket rumah. Jumlah itu bisa bertambah jika dalam perjalanan ada laporan dari masyarakat ataupun perintah Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi ketika blusukan ke kampung-kampung dan menemukan rumah tidak layak huni.
“Jumlah ini belum yang mendadak lewat pemeliharaan, misalnya ketika Pak Wali blusukan, nah temuan itu langsung kita lakukan action,” paparnya.
Ali menjelaskan, alokasi RTLH tiap kecamatan bisa dikatakan hampir merata, kecuali di Kawasan Kecamatan Gajahmungkur yang dinilai tidak separah kecamatan lainnya.
“Kalau di Gajahmungkur ini lebih ke perbaikan aspal ataupun jalan, kalau rumah sampai sekarang belum ada laporan,” imbuhnya.
Dari hasil studi banding yang dilakukan, jumlah RTLH yang di Kota Semarang pada tahun 2022 mencapai diangka 13 ribu unit rumah. “Adapun kekurangannya akan secepatnya ditangani,” katanya. (ksm)